TEMPO.CO, Jakarta - Sepanjang 2016, kegiatan intermediasi lembaga jasa keuangan negara menunjukkan pertumbuhan yang moderat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, dana pihak ketiga perbankan tumbuh sebesar 8,40 persen dibandingkan periode uang sama tahun lalu (yoy) menjadi Rp 4.734 triliun.
“Pertumbuhan dana pihak ketiga didominasi oleh pertumbuhan tabungan sebesar 12,49 persen. Kemudian giro 8,29 persen, dan deposito 5,85 persen,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad dalam siaran pers tahunan OJK, Jumat, 30 Desember 2016.
Muliaman menambahkan, kredit perbankan per November 2016 tumbuh 8,46 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy) menjadi Rp 4.285 triliun. Kredit rupiah mendominasi pertumbuhan kredit dengan pertumbuhan 9,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy). “Sedangkan kredit valas tumbuh 3,35 persen,” tuturnya.
Baca: Kemenpar: Tiga Provinsi Ini Jadi Model Wisata Halal RI
Dirinci per jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh paling tinggi, yakni 11,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy). Kemudian diikuti dengan kredit konsumsi 7,39 persen dan kredit modal kerja 7,34 persen. Dari sisi sektor usaha, empat sektor yang tumbuh paling tinggi pertumbuhan kreditnya adalah sektor listrik (40,17 persen), sektor konstruksi 21,42 persen, sektor administrasi pemerintahan 18,38 persen, dan pertanian 16,67 persen.
Dari sisi kredit bermasalah perbankan (non-performing loan), menurut Muliaman, masih terjaga pada level yang relatif rendah, yaitu 3,18 persen gross dan 1,38 persen net. Demikian juga pada perusahaan pembiayaan, non-performing financing (NPF) juga terjaga pada level yang rendah, yaitu 3,20 persen. “Di tengah kondisi perlambatan ekonomi, level NPL dan NPF tersebut masih terjaga jauh di atas threshold (5 persen),” kata Muliaman.
Untuk industri keuangan nonbank (IKNB), total aset per November 2016 meningkat 10,59 persen menjadi Rp 1.810 triliun. “Peningkatan ini didukung peningkatan pada piutang pembiayaan 5,63 persen menjadi Rp 383,76 triliun dan peningkatan investasi dana pensiun 12,64 persen menjadi Rp 224,22 triliun,” kata Muliaman.
DESTRIANITA