TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad menyebutkan perekonomian nasional tahun ini menunjukkan pertumbuhan yang positif meskipun perekonomian global melambat. Bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara berkembang atau emerging markets lainnya.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III 2016 tercatat sebesar 5,02 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year), sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,19 persen. “Meskipun demikian, pertumbuhan ini masih lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan III 2015 sebesar 4,74 persen dibandingkan periode yang sama 2014,” ujar Muliaman dalam siaran pers akhir tahun OJK, Jumat, 30 Desember 2016.
Menurut Muliaman, pemulihan ekonomi global masih berjalan lambat dan diwarnai risiko ketidakpastian. Risiko yang dihadapi berasal dari inflasi negara-negara maju, kecuali Amerika Serikat yang tingkat inflasinya masih jauh dari target seiring permintaan domestik yang masih lemah, dan pengetatan kebijakan moneter Amerika yang lebih cepat.
Baca Juga: Indef: Benahi Pertanian untuk Kualitas Pertumbuhan Ekonomi
“Selain itu, perekonomian Cina sebagai lokomotif dunia tumbuh melambat dan munculnya gerakan nasionalisme, khususnya di negara maju yang cenderung lebih protektif,” tutur Muliaman.
Sepanjang 2016, World Bank dan IMF merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi global. Pemangkasan proyeksi pertumbuhan global juga disertai dengan penurunan volume perdagangan dunia tahun 2016, yang semakin menegaskan belum solidnya pemulihan ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi global pada 2017 diproyeksikan sedikit mengalami penurunan dibandingkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2016.
Meski di tengah ketidakpastian global, menurut Muliaman, kondisi ekonomi domestik yang tetap kuat mendorong apresiasi rupiah dan penguatan IHSG sepanjang 2016. Sentimen positif domestik terkait dengan perkembangan perekonomian lebih baik dari ekspektasi pasar.
Baca: Impor Beras Tahun Ini Lebih Tinggi, Ini Penjelasan BPS
“Dan program keberhasilan tax amnesty dinilai mampu menjaga penguatan IHSG dan nilai tukar di tengah dinamika kenaikan FFR dan fluktuasi harga minyak,” ucapnya.
Muliaman menambahkan, kondisi stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia masih berada dalam kondisi normal. Kinerja pasar keuangan domestik secara umum juga masih cukup baik. Adapun tingkat kesehatan lembaga jasa keuangan pun masih dalam kondisi terjaga dengan didukung tingkat permodalan yang tinggi dan likuiditas yang memadai.
DESTRIANITA