TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyampaikan kinerja retail tahun ini lebih baik daripada tahun sebelumnya. Ketua Umum Aprindo Roy Mandey menyatakan sikap optimistisnya terhadap peningkatan omzet industri retail sebanyak 10 persen di tahun ini.
“Tahun 2016 kami optimistis bisa menutup di 10 persen untuk peningkatan penjualan toko retail kami dibanding tahun lalu,” kata Roy saat ditemui di Restoran Bebek Bengil, Jakarta, Rabu, 28 Desember 2016.
Roy menjelaskan, secara nominal, peningkatan 10 persen sama dengan Rp 200 triliun. Di tahun sebelumnya, dengan tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,7 persen, omzet industri retail mencapai angka 8 persen dengan nilai nominal Rp 181 triliun. “Kalau ditambah dengan makanan dan minuman olahan, omzetnya menjadi Rp 1.630 triliun.”
Baca: Jokowi Buka Suara tentang Isu Serbuan Tenaga Kerja Cina
Roy menuturkan, ada peningkatan omzet pada November dan Desember yang cukup signifikan. Meski sempat ada demonstrasi di bulan-bulan itu, hal tersebut tak berpengaruh banyak secara nasional, karena hanya berpengaruh di tempat-tempat yang dekat dengan lokasi aksi.
Sedangkan untuk tahun depan, pihak Aprindo merasa optimistis akan mencapai omzet yang sama. Alasannya, menurut Roy, ekonomi Indonesia di tahun depan diprediksi tumbuh sebesar 5,4 persen, dan tentu akan ikut meningkatkan pertumbuhan industri retail.
Baca: Kereta Api Bandara Adi Soemarmo Ditargetkan Beroperasi 2018
Adapun hal tersebut disebabkan oleh PDB Indonesia masih didominasi konsumsi rumah tangga, terlebih Roy melihat pengeluaran rumah tangga cenderung mengalami peningkatan. “Kami optimistis di 2017, berharap minimal sama (dengan 2016),” ucapnya.
Roy mengungkapkan, pertumbuhan industri retail di Indonesia masih cukup bagus jika dibandingkan dengan negara lain. Alasannya karena saat ini di Amerika Serikat, misalnya, pertumbuhan industri retailnya hanya 0,1 persen. “Di Indonesia masih sangat bagus, apalagi didukung inflasi (yang rendah).”
DIKO OKTARA