TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat akan menambah sedikitnya 2.000 hektare luas tanam untuk meningkatkan produksi bawang merah tahun depan. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumatera Barat Candra mengatakan produksi bawang merah daerah itu perlu digenjot, terutama dengan memperluas areal tanam sekitar 1.500–2.000 hektare, guna mengejar produksi 200 ribu ton.
“Akan menambah luas tanam, sehingga mampu meningkatkan jumlah produksi. Target kami, produksi bisa tembus 200 ribu ton,” kata Candra, Selasa, 27 Desember 2016.
Candra menyebut bawang merah merupakan salah satu komoditas prioritas yang dikembangkan pemerintah setempat. Hal ini terutama karena kontribusinya yang cukup tajam terhadap inflasi daerah itu, bersama cabai merah dan beras.
Saat ini luas tanam bawang merah di Sumatera Barat baru berkisar 8.000 hektare, dengan produktivitas lahan mencapai 7 ton per hektare per tahun. Sepanjang 2016, penambahan luas tanam juga dilakukan di Kabupaten Solok sebanyak 4.897 hektare, Solok Selatan 353 hektare, dan Agam 284 hektare. Selain itu, di Tanah Datar, Limapuluh Kota, Padang Pariaman, Dharmasraya, Pesisir Selatan, dan Kota Solok.
Per Oktober tahun ini, produksi bawang merah daerah itu hanya mencapai 54.580,9 ton. Turunnya produksi terutama karena banyaknya tanaman yang rusak akibat hama dan perubahan cuaca, sehingga produksi tidak maksimal.
“Bulan ini terjadi badai, sehingga banyak tanaman yang rusak. Juga hama dan penyakit yang mengganggu produksi bawang petani,” ujar Candra. Selain penambahan areal tanam, prioritas lain tentu saja pengendalian hama dan penyakit agar tingkat kerusakan tanaman yang berpotensi menyebabkan gagal panen bisa diminimalkan.
Meski belum optimal, produksi bawang merah tahun ini masih tumbuh 3,5 persen atau 1.850 ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yang hanya 52.730 ton, menjadi 54.580 ton. Produksi terbesar dari Kabupaten Solok sebanyak 47.245 ton, Solok Selatan 3.370 ton, Agam 3.129 ton, Tanah Datar 505 ton, Limapuluh Kota 139 ton, Padang Pariaman 141 ton, dan Pesisir Selatan 140 ton.
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengatakan upaya menciptakan ketahanan pangan merupakan prioritas pemerintahannya. Terutama menjamin surplus komoditas yang paling rentan mempengaruhi inflasi.
“Komoditas bawang salah satu prioritas, selain cabai merah dan beras. Kami sudah surplus, tapi akan terus dimaksimalkan produksinya,” kata Irwan. Apalagi komoditas pertanian di daerah itu tidak hanya dinikmati masyarakat Sumatera Barat, tapi juga untuk memenuhi kebutuhan pangan daerah tetangga, seperti Riau, Jambi, bahkan hingga ke Batam dan Jakarta.