TEMPO.CO, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menutup perdagangan pasar modal di pengujung 2016 pada 30 Desember 2016. Seperti tahun-tahun sebelumnya, BEI selalu mengemas acara menarik di setiap momentum yang hanya dilaksanakan setahun sekali itu, sekaligus untuk menyambut tahun baru.
Untuk penutupan perdagangan di akhir 2016 ini, BEI akan mengundang grup band Slank. “Penutupan Bursa Efek tanggal 30 Desember dan akan ditutup Slank. Kalian senang, kan?” ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio kepada wartawan di gedung BEI, Jakarta, Selasa, 27 Desember 2016.
Seperti biasa, Bursa Efek juga akan mengundang pejabat penting pemerintah untuk memberikan sambutan dalam acara penutupan perdagangan. Berkebalikan dengan tahun lalu, kali ini penutupan perdagangan BEI akan dihadiri Presiden RI Joko Widodo.
Adapun pembukaan perdagangan di 2017, yang jatuh pada 3 Januari, akan dihadiri Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. “OJK sedang mengundang Pak Jokowi untuk menutup bursa. Kami sedang menunggu konfirmasi beliau. Kalau pembukaan, tanggal 3 Januari. Itu dihadiri Jusuf Kalla,” kata Tito.
Hampir melewati masa satu tahun perdagangan, Tito mengaku bersyukur atas pencapaian yang diperoleh BEI. Sebab, pada perdagangan tahun ini, BEI mampu mencatatkan beberapa rekor baru sepanjang sejarah BEI. Likuiditas, yakni untuk transaksi harian, misalnya. Saham yang diperdagangkan di BEI pernah mencapai rekor tertinggi, yakni sebanyak 433 ribu kali dalam sehari, yang menandakan saham yang listing di BEI cukup likuid.
Tahun ini BEI juga mencapai level kapitalisasi pasar tertinggi hingga Rp 5.890 triliun. “Kita juga mencapai highest ever per tahun untuk jumlah investor 180 ribu. Jadi kami happy,” tutur Tito.
Meski dalam beberapa tahun terakhir indeks di bursa mengalami penurunan setelah terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat, Tito optimistis di masa yang akan datang BEI akan lebih baik lagi.
“Insya Allah tetap nomor dua, untuk highest ever likuiditas transaksi, kapitalisasi pasar. Ini mencerminkan trust kepada Bursa Efek, mencerminkan kepercayaan terhadap ekonomi Indonesia. Mencerminkan kepercayaan terhadap masa depan ekonomi Indonesia,” tuturnya.
DESTRIANITA