TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah diprediksi akan bergerak stabil menjelang libur Natal dan tahun baru. Hal ini sejalan dengan aliran dana masuk ke Surat Utang Negara (SUN) yang konsisten.
Rupiah pagi ini tercatat melemah ke Rp 13.473 per dolar Amerika di tengah penguatan dolar yang masih terjadi di Asia. "Selain itu, aliran dana keluar dari pasar saham deras. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok drastis pada perdagangan kemarin," ujar analis Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 23 Desember 2016.
Rangga menjelaskan, harga komoditas yang tetap bertahan tinggi juga mempertahankan kepercayaan diri investor terhadap prospek likuiditas dolar di Indonesia. Menurut dia, hal ini juga membantu koreksi nilai tukar rupiah tidak terlalu tajam.
"Keputusan yang akhirnya merelaksasi ekspor mineral juga meningkatkan, bukan hanya ekspektasi terhadap perbaikan surplus perdagangan, melainkan juga prospek pertumbuhan ekonomi di 2017," kata Rangga.
Setelah pertumbuhan ekonomi Amerika direvisi meningkat, indeks dolar pun menguat tipis. Hal ini juga sebagai respons angka revisi pertumbuhan ekonomi Amerika yang kenaikannya melebihi ekspektasi pasar.
Penguatan indeks dolar juga diikuti dengan kenaikan imbal hasil US Treasury, yang juga menarik kenaikan imbal hasil negara maju lainnya. Di sisi lain, Rangga menuturkan, harga minyak mentah masih bertahan menguat bersama dengan komoditas lain.
GHOIDA RAHMAH