TEMPO.CO, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (Wika) tetap optimistis pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bisa selesai dalam waktu 35 bulan, terhitung dari Juli 2016 hingga pertengahan 2019.
Pengerjaan proyek ini terlambat karena beberapa hal, di antaranya proses pembebasan lahan hingga pencairan pinjaman dari China Development Bank (CDB) yang cukup memakan waktu.
"Kami akan coba ngebut supaya selesainya on time walaupun mulainya telat," ujar Direktur Keuangan Wika Steve Kosasih saat ditemui di kantornya di Cawang, Jakarta, Kamis, 22 Desember 2016.
Baca: Luhut: Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Gunakan Teknologi Listrik
Steve menuturkan pihaknya berkomitmen menambah alat dan sumber daya manusia untuk bisa menyelesaikan proyek itu dalam kurun waktu sisa 30 bulan. "Kontraktor Cina juga sudah komit dalam 2,5 tahun ke depan selesai," ucapnya.
Dalam proyek ini, total ada tujuh kontraktor yang berpartisipasi. Enam kontraktor asal Cina dan satu kontraktor Indonesia, yaitu Wika. "Wika mendapatkan 30 persen pengerjaan sipil, dengan kontrak mencapai Rp 16,8 triliun," kata Steve.
Simak: Persaingan Kereta Cepat Jepang Vs Cina Berlanjut
Adapun pencairan komitmen pembiayaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, Steve mengatakan, ditargetkan selesai sebelum akhir tahun ini. Pihak Wika bersama PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) dalam waktu dekat akan terbang ke Beijing, Cina, untuk menyelesaikan proses komitmen pembiayaan proyek.
"Kami akan ada rapat satu kali lagi untuk finalisasi financial closure di Cina, baru kita tanda tangan," tuturnya. Setelah itu, menurut Steve, proses pencairan akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan pengerjaan proyek.
GHOIDA RAHMAH