TEMPO.CO, Jakarta - Harga bahan bakar minyak jenis Premium, solar, dan minyak tanah, serta tarif dasar listrik tidak akan mengalami perubahan pada awal 2017 guna menjaga laju inflasi dan daya beli masyarakat.
Saat ini, harga jual minyak tanah Rp 2.500 per liter, solar Rp 5.150 per liter, dan Premium Rp 6.450 per liter. Harga itu sudah berlaku sejak 1 April 2016 dan akan berlanjut hingga 31 Maret 2017. Pada akhir Maret 2017, pemerintah akan mengevaluasi kembali harga BBM.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, kendati terdapat peluang harga minyak mentah dan akan naik pada tahun depan, bahan bakar minyak (BBM) masih dapat disalurkan dengan harga yang sama dengan saat ini.
Bahkan, harga solar naik sejak September 2016 berdasarkan harga minyak mentah dunia dan acuan di mean of platts Singapore (MoPS). Namun, pemerintah memutuskan harga solar tidak akan dinaikkan. Selain menahan harga BBM, pemerintah juga berkomitmen untuk tidak menaikkan tarif dasar listrik (TDL) pada awal tahun depan.
Harga BBM dan tarif listrik berkontribusi mengerek inflasi. Di sisi lain, pemerintah menargetkan inflasi tahun depan bisa terjaga di angka 4 persen. “Sementara kami putuskan untuk tidak naik,” kata Jonan pada saat jumpa pers, Selasa, 20 Desember 2016. Jonan menyarankan agar kestabilan pun terjadi di sektor kelistrikan.
Kementerian ESDM, dia mengatakan, ingin mengusulkan kepada Komisi VII DPR agar harga ke ekonomian listrik Januari—Maret 2017 bagi 12 golongan tidak akan mengalami kenaikan. Padahal, aspek yang memengaruhi fluktuasi tarif listrik tersebut terdiri dari inflasi, harga minyak mentah, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Pada awal tahun ini, nilai tukar rupiah terhadap US$ melemah dan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian crude price/ICP) naik sehingga tarif listrik terkerek. “Itu yang harga keekonomian yang tidak naik, tetapi apa yang sudah diputuskan di DPR tentang yang 450 VA dan 900 VA itu yang tetap di situ,” kata Jonan.
Selain itu, pihaknya perlu memastikan ketersediaan pasokan menjelang liburan karena akan terjadi kenaikan konsumsi di beberapa daerah khususnya yang men jadi destinasi wisata saat libur Natal dan Tahun Baru 2017. Stok Premium saat ini masih dalam kategori aman untuk kebutuhan selama 19,4 hari di Tanah Air, minyak tanah cukup hingga 57 hari, solar 21 hari, Pertamax 14 hari, Pertamax Turbo 31 hari dan avtur 27,2 hari. “Saya kira siap ter utama di wilayah yang banyak perayaan Natal dan tahun baru.”
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengatakan, pihaknya telah menyampaikan perhitungan harga jual BBM penugasan (minyak tanah, solar, dan Premium). Bila dilihat dari aspek harga acuan, dia menyebut, kecenderungan harga bahan bakar tersebut naik. Namun, pihaknya masih bisa memantau bagaimana pergerakan harga minyak pada Februari dan Maret.
Dwi Soetjipto menilai, lebih baik mengambil titik aman daripada terlalu mengikuti pasar yang fluktuatif. Dwi memahami keinginan pemerintah untuk menjaga daya beli ma syarakat. Menurutnya, hal tersebut bisa dimanfaatkan untuk mengefisienkan kegiatan dan menggenjot kinerja di sektor hilir.
Pertamina memperkirakan penyaluran solar pada Oktober-Desem ber 2016, perseroan akan me nanggung kerugian Rp1,56 triliun. Namun, perseroan itu mendapatkan keuntungan Rp386 miliar dalam penyaluran Premium selama Oktober—Desember 2016. Saat ini rata-rata konsumsi ha - ri an Premium 39.500 kiloliter per hari, Pertalite 31.800 kl, Pertamax 14.900 kl, dan solar 36.000 kl.