TEMPO.CO, Jakarta - Korporasi baja milik negara, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, mengakuisisi lahan sekitar 500 hektare di Anyer, Serang, Banten, sebagai bagian dari rencana perusahaan mengembangkan kawasan industri.
Direktur Utama Krakatau Steel Sukandar mengatakan akuisisi itu akan dilakukan melalui anak usaha perseroan, PT Krakatau Industrial Estate Cilegon. “Sekarang masih dalam proses akuisisi,” katanya dalam paparan publik, Selasa, 20 Desember 2016.
Sukandar memperkirakan akuisisi lahan itu membutuhkan dana Rp 700-750 miliar yang berasal dari kas internal. Saat ini, proses akuisisi telah mencapai tahap 350 hektare. Pengembangan lahan sebesar 100 hektare pertama ditargetkan selesai pada 2017.
Selain itu, KIEC menjajaki kemungkinan pengembangan kawasan industri di Bojonegoro, Jawa Timur; dan Subang, Jawa Barat. Rencana pengembangan itu akan dilakukan bersama sejumlah anak usaha BUMN lain. Sukandar enggan menyebut nama anak usaha BUMN tersebut.
Saat ini, Krakatau Steel memiliki 99,99 persen saham KIEC dan sisanya PT Krakatau Engineering 0,01 persen. Bidang usaha KIEC, antara lain industrial (kawasan industri, pergudangan, perkantoran), komersial (hotel, lapangan golf, dan sarana olahraga), serta residential (perumahan).
Luas kawasan industri KIEC seluas 550 hektare (kawasan industri I) dan 75 hektare (kawasan industri II). Fasilitas di kawasan industri itu antara lain Pelabuhan Cigading, pembangkit listrik, pabrik pengolah air industri, dan sebagainya.
Hotel yang dimiliki KIEC adalah The Royale Krakatau Hotel di Cilegon, Jawa Barat, yang bersebelahan dengan lapangan golf Krakatau Permata atau salah satu lapangan golf pertama di Indonesia.