TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia Selasa, 20 Desember 2016 ditutup di teritori negatif, turun 29,43 poin atau 0,57 persen di level 5.162,47.
Pada pembukaan hari ini, indeks dibuka merah di level5.179,18 dan bergerak dalam kisaran 5.142,39-5.194,72. Sebanyak 107 saham menguat, 210 saham melemah, dan 99 saham stagnan dari 536 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Ada 12,92 miliar lembar saham yang diperdagangkan hari ini dengan frekuensi 270,34 ribu kali, nilai transaksimencapai Rp 9,033 triliun. Adapun asing yang sebelumnya mencatatkan aksi jual, hari ini mencatatkan aksi beli bersih dengan nilai Rp 96,84 miliar.
Adapun untuk sepuluh indeks sektoral yang ada di Bursa Efek, sebanyak sembilan sektor melemah. Indeks sektoral yang paling banyak tertekan adalah infrastruktur melemah 1,3 persen dan agrikultur turun 1,1 persen. Sedangkan indeks finansial menguat meski hanya tipis, 0,1 persen.
Dari kawasan Asia, hanya indeks Nikkei Jepang yang menguat yakni 0,53 persen ke level 19.494,52. Sedangkan Indeks Hang Seng Hongkong melemah 0,47 persen ke level 21.729,06. Indeks Shanghai Cina melemah 0,49 persen ke 3.102,88. Indeks Strait Times Singapura turun 0,57 persen ke level 5.162,47.
Analis ekonomi dari First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, kondisi pasar saham global saat ini sedang dibayangi meningkatnya risiko geopolitik kawasan.
Menurut David, meningkatnya ketegangan gepolitik di sejumlah kawasan memicu pemodal memburu aset ‘save haven’. "Hal ini merujuk pada terbunuhnya Dubes Rusia di Turki setelah ditembak seseorang yang diduga teroris," kata David.
David menambahkan, di Berlin, Jerman ada insiden rtuk menabrakkan diri ke pasar yang menjual asesoris Natal. Kasus-kasus yang sarat dengan serangan teroris menjelang Natal ini menambah ketidakpastian keamanan global.
David mengatakan pelaku pasar juga kehilangan insentif positif menyusul meningkatnya risiko pasar terutama berasal dari faktor eksternal terkait meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Laut Cina Selatan. "Ini setelah akhir pekan lalu kapal perang Cina mengepung ‘drone’ bawah laut milik AS yang melakukan survei kelautan," kata dia.
DESTRIANITA