TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa kereta kecepatan sedang Jakarta-Surabaya akan menggunakan teknologi elektrik. Hal itu diputuskan setelah berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo dan sejumlah ahli tentang kereta yang diprediksi akan berkecepatan sekitar 200 kilometer per jam itu.
"Presiden tadi setuju dengan teknologi itu karena teknologi itu yang paling bagus. Kalau pakai diesel, mundur lagi dong (dalam hal teknologi)," ujar Luhut saat dicegat di Istana Kepresidenan pada Senin malam, 19 Desember 2016.
Luhut melanjutkan, teknologi itulah yang akan ia sampaikan ke pemerintah Jepang saat membahas kerja sama terkait dengan proyek kereta cepat. Luhut yang berangkat ke Jepang malam ini berharap pemerintah Negeri Matahari Terbit tersebut juga mendukung penggunaan teknologi itu.
Dalam pertemuan nanti, Luhut juga akan membahas skema pembiayaan proyek terkait dengan pemerintah Jepang. Sejauh ini, yang dipertimbangkan adalah skema public private partnership (PPP) dengan nilai Rp 102 triliun yang sudah dibahas bersama Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional.
Sebelumnya, Luhut memastikan pemerintah menghindari skema pembiayaan yang membebani APBN. Sebab, pemerintah berencana menggunakan sebagian besar anggaran tahun depan untuk pembangunan di daerah terpencil atau luar Pulau Jawa. Jika dibebankan pada pemerintah, ditakutkan utang pemerintah akan bertambah.
Luhut juga menambahkan, proyek tersebut tidak bisa sepenuhnya diserahkan swasta. Sebab, rel kereta tercatat milik pemerintah. Oleh karenanya, skema business to business pun dihindari.
ISTMAN M.P.