TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero) Asmawi Syam menargetkan pertumbuhan kredit pada 2017 melampaui pertimbangan kredit tahun ini yang mencapai 14-15 persen. "Ya 15-17 persen lah," ujar Asmawi setelah membuka UMKM Digitalvolution di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Sabtu, 17 Desember 2016.
Selain itu, Asmawi juga bertekad membawa pelaku-pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang dibinanya untuk naik kelas, sesuai arahan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno. "Dengan digital, pemain provinsi naik kelas ke nasional, nasional naik kelas ke regional, dan regional naik kelas ke internasional."
Untuk mencapai hal itu, menurut Asmawi, perseroan telah menyediakan coaching clinic bagi para pelaku UMKM. Dia berupaya agar UMKM bisa menciptakan kemasan yang menarik sehingga produk-produk yang menjadi andalan UMKM tersebut dapat bersaing dengan produk-produk negara lain.
Tak hanya itu, Asmawi mengatakan BRI juga membimbing para UMKM untuk mendapatkan hak cipta dan hak paten. "Jangan sampai barang kita laku di luar negeri kemudian diklaim orang bahwa itu produk dia. Di sini kami membimbing dia untuk mendaftarkan di hak cipta dan hak paten," tuturnya.
BRI pun, menurut Asmawi, menyediakan fasilitas pembiayaan bagi para pelaku UMKM yang ingin mengembangkan produk-produk andalannya bersaing di pasar internasional. "Yang paling penting memang pembiayaan. Kalau mereka sudah jadi binaan BRI, tentu pembiayaan sudah tidak jadi masalah.”
Sebelumnya, Menteri Rini Soemarno ingin para pelaku UMKM mematenkan produk-produk andalannya. Hal itu, menurut Rini, diperlukan agar produk-produk UMKM tersebut dapat bersaing dan tidak dicuri oleh pelaku-pelaku bisnis di luar negeri.
Selain itu, Rini menginginkan agar UMKM tidak hanya mementingkan rasa, tapi juga kemasan. Menurut dia, produk-produk UMKM dalam negeri sangat berkualitas. Namun, pelaku UMKM sering kurang memperhatikan kemasan. "Apa pun barang yang kurang bagus, kalau di-package bagus, jadi lebih menarik," katanya.
Rini pun berharap, UMKM dapat naik kelas karena pada dasarnya kekuatan ekonomi Indonesia ditopang oleh UMKM. "Yang mikro jadi kecil, yang kecil jadi menengah, yang menengah jadi besar. Saya berharap, UMKM bisa jadi besar-besar dan jadi konglomerat di masa mendatang," tuturnya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI