TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat sore, 16 Desember 2016 bergerak menguat tipis sebesar lima poin menjadi Rp 13.379, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.384 per dolar Amerika Serikat.
"Dolar AS mengalami koreksi tipis terhadap mata uang rupiah, sebagian pelaku pasar uang diperkirakan melakukan aksi ambil untung terhadap dolar AS setelah mengalami penguatan pada beberapa hari terakhir," kata pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk. Rully Nova di Jakarta, Jumat, 16 Desember 2016.
Rully mengatakan dolar AS telah menguat sejak terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS hingga keputusan penaikan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (The Fed).
Ia menambahkan bahwa sentimen dari dalam negeri mengenai fundamental ekonomi Indonesia yang masih positif juga turut menjaga fluktuasi mata uang rupiah di area stabil.
Sementara itu, Research Analyst FXTM Lukman Otunuga mengatakan bahwa seperti mata uang pasar berkembang lainnya, mata uang rupiah masih rentan melemah terhadap dolar AS.
"Adanya peningkatan optimisme bahwa Trump akan mendongkrak pertumbuhan AS melalui pemotongan pajak dan belanja infrastruktur mungkin telah memainkan peran penting dalam perubahan proyeksi Fed terhadap suku bunga di AS," kata Lukman.
Menurut Lukman, potensi dolar AS kembali bergerak positif cukup terbuka pada tahun 2017 karena sentimen yang membaik terhadap AS sehingga mengundang investor untuk memegang nilai tukar dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp 13.426 dibandingkan Kamis, 15 Desember 2016 Rp 13.367.
ANTARA