TEMPO.CO, Jakarta - Traffic Engineer Pembangunan Jalan Tol Layang (elevated) Jakarta-Cikampek II Dadan Rusli Ali memperkirakan dalam pembangunan ruas jalan itu selama setahun pertama akan menimbulkan kerugian immaterial hingga Rp 1,3 triliun. Angka tersebut adalah perhitungan berdasarkan studi nilai ekonomi oleh tim konstruksi atas pembangunan jalan tol yang memiliki panjang 36,4 kilometer tersebut.
Pembangunan tol itu telah melalui proses Penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) antara Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dengan Badan Usaha Jalan Tol. Ruas tol ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam mengurai kepadatan lalu lintas sekitar.
Lebih jauh, Dadan menjelaskan angka kerugian tersebut berasal dari perhitungan selama konstruksi setahun pertama yang akan membuat dua lajur jalan di sekitar lokasi proyek terganggu. “Pernah dihitung tiap orang kali jumlah sekian mobil, akan sangat besar (kerugiannya),” ujarnya.
Dadan menuturkan, dalam sebuah proyek konstruksi seharusnya dalam pengoperasiannya tidak diperbolehkan mengurangi kapasitas jalan yang ada. Pasalnya, pembangunan akan berujung merugikan pengguna jalan karena waktu perjalanan akan makin panjang. Terlebih selama masa konstruksi akan membuat pengguna jalan membayar lebih mahal, dari sisi waktu maupun konsumsi bahan bakar.
Hal tersebut diakui oleh Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna. Namun mau tidak mau, pembangunan harus tetap dilakukan. Sebab, selama ini tiap harinya dalam satu lajur jalan tol Jakarta Cikampek I sebanyak 23 ribu kendaraan melintas. Artinya, untuk empat lajur akan ada sekitar 90 ribu lebih kendaraan yang melintas setiap harinya.
Jika pembangunan Tol Jakarta-Cikampek II tak dilakukan, menurut, Herry, ongkos yang dikeluarkan jauh lebih besar. Oleh karena itu, pembangunan jalan tol layang diharapkan dapat mengurangi kerugian immateriil tersebut. “Kemacetan memang tak dapat dihindari, tapi bisa dikurangi eksesnya. Ini yang harus disampaikan ke publik,” ucap Herry.
Herry menambahkan, jika pengguna jalan tol merasa terganggu dengan adanya pembangunan tol layang tersebut, mereka diimbau untuk tidak melintasi jalan tol dan melewati alternatif jalan lain. “Itu yang kami sampaikan. Upaya kami memberikan informasi kepada user,” ucapnya.
Jalan Tol Jakarta-Cikampek ll (elevated) dibangun oleh konsorsium PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan PT Ranggi Sugiron Perkasa. Pembangunan tol tersebut dilakukan bersamaan dengan pembangunan proyek-proyek infrastruktur lainnya, seperti light rail transit (LRT) dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Pembangunan jalan Tol Jakarta-Cikampek II elevated akan membentang dari Cikunir hingga Karawang Barat bertujuan. Dengan jalan tol ini, diharapkan lalu Iintas jarak jauh menuju Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dapat mengakses koridor Jakarta-Cikampek dengan menggunakan jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated, sehingga waktu tempuh lebih pendek.
Pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek II (elevated) terdiri dari 9 seksi, yaitu seksi Cikunir-Bekasi Barat sepanjang 2,99 km, seksi Bekasi Barat-Bekasi Timur sepanjang 3,63 km, dan seksi Bekasi Timur-Tambun 4,34 km dan seksi Tambun-Cibitung 3,30 km.
Selain itu ada seksi Cibitung-Cikarang Utama 4,46 km, seksi Cikarang Utama-Cikarang Barat 2,72 km, seksi Cikarang Barat-Cibatu 3,16 km, seksi Cibatu-Cikarang Timur 2,45 km, dan seksi Cikarang Timur-Karawang Barat 9,79 km.
DESTRIANITA