TEMPO.CO, Surabaya- Kementerian Perindustrian menghibahkan peralatan usaha untuk para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) Surabaya di ruang kerja wali kota, Kamis, 15 Desember 2016. Penyerahan itu dihadiri oleh anggota Komisi VI DPR RI Bambang Haryo, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya Widodo Suryantoro, dan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Surabaya Hadi Mulyono.
Direktorat Jenderal IKM Gati Wibawaningsih mengatakan bantuan hibah peralatan ini merupakan kelanjutan program dari Kementerian Perindustrian untuk merehabilitasi bekas kawasan lokalisasi di Putat Jaya. Sejak 2014 lalu Kementerian Perindustrian sudah ikut membantu pembuatan sepatu yang dilakukan oleh warga di Putat Jaya. “Lalu pada tahun 2015 ini, kami kasih bimbingan teknis untuk bikin batik. Ternyata hasilnya bagus sekali, makanya kami berikan alatnya,” kata Gati seusai penyerahan alat.
Adapun berbagai peralatan itu adalah mesin obras sebanyak tiga unit, mesin neci tiga unit, mesin jahit 22 unit, mesin pengering sepatu, shoelast sepatu pria dan beberapa mesin lainnya. Bantuan itu berdasarkan permintaan dari daerahnya masing-masing, seperti Putat Jaya yang membutuhkan peralatan usahanya.
Baca juga:
Natal-Tahun Baru, Polda Jawa Timur Turunkan 11.945 Personel
Baru Pulang, TKI Terduga Teroris Ditangkap di Purworejo
Ini Yang Bisa Menghambat Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan
Berdasarkan kebutuhan itu, maka dinas terkait mengajukan proposal yang kemudian ditindaklanjuti oleh kementerian. Dari beberapa pengajuan itu, lebih banyak yang mengeluhkan tentang peralatannya. “Makanya kami bantu supaya hasilnya lebih bagus. Peralatan ini yang ngopeni nanti pemerintah daerah masing-masing,” kata Gati.
Kepala Disperdagin Kota Surabaya Widodo Suryantoro mengatakan bantuan peralatan itu akan ditempatkan di tiga lokasi, yaitu Rumah Batik, pelatihan membuat sepatu di bekas Wisma Barbara Putat Jaya, dan di sentra IKM Bukit Barisan. Peralatan ini nantinya akan dipergunakan untuk pelatihan pelaku IKM. “Selama setahun ini mereka sudah ikut pelatihan sehingga sudah tidak kaget lagi mengoperasionalkan peralatan ini,” kata Widodo.
Harapannya, produk yang bisa diproduksi oleh IKM akan semakin meningkat dengan adanya bantuan peralatan ini. Bahkan, ia berharap para pelaku IKM bisa mencetak batik untuk produksi massal. Sebab, selama ini proses batik tulis membutuhkan waktu lama. “Selama ini permintaan konsumen sangat tinggi karena kami sulit memenuhi. Padahal, SDM sudah ada, tapi peralatannya yang terbatas. Semoga ini bisa membantu mereka,” kata dia.
MOHAMMAD SYARRAFAH