TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada perdagangan, Selasa, 13 Desember 2016. Rupiah berakhir terapresiasi 0,05 persen atau 6 poin ke posisi Rp 13.325 per dolar AS setelah diperdagangkan pada kisaran Rp 13.284-13.332 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta, memaparkan bahwa sejumlah faktor global mempengaruhi pergerakan rupiah. Dari Eropa, setelah keputusan ECB (bank sentral Eropa) yang memperpanjang tapi memangkas besaran stimulusnya tengah minggu lalu, saat ini fokus langsung beralih ke FOMC meeting yang akan disimpulkan Kamis dinihari.
Terkait dengan rencana kenaikan suku bunga The Fed, walaupun pasar global telah mengantisipasi kenaikan FFR target +25bps jauh-jauh hari, tendensi The Fed mengenai prospek 2017 juga akan mempengaruhi pergerakan pasar.
“Faktor eksternal akan mendominasi pergerakan rupiah sepanjang minggu ini, yang jika tanpa sesuatu yang mengejutkan dari The Fed, rupiah berpeluang menguat,” kata Rangga dalam riset seperti dikutip dari Bisnis.com.
DI sisi lain, realisasi tax amnesty periode II, yang masih di bawah harapan, kembali menjadi sumber sentimen negatif menjelang tutup tahun karena ini akan meminta defisit fiskal yang lebih lebar dan diperkirakan mendekati 3 persen terhadap PDB. Indeks dolar AS yang melacak pergerakan mata uang dolar terhadap mata uang utama lainnya terpantau menguat 0,03 persen atau 0,03 poin ke level 101,06.
Bagaimana pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini? Ikuti lajunya hari ini.