TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terus menambah layanan air bersih dan sanitasi di lokasi-lokasi pengungsian korban bencana gempa bumi di Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, dan Bireuen, Provinsi Aceh. Adapun sumber air bersih yang sudah difungsikan sejak tadi malam adalah Instalasi Pengolahan Air (IPA) Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, dengan kapasitas 15 liter per detik.
IPA tersebut kembali berfungsi dengan baik dan menambah kapasitas dari IPA Bandar Dua dengan kapasitas 20 liter per detik setelah memperoleh bantuan dari PLN berupa genset. Sedangkan untuk distribusi air bersih dari fasilitas IPA tersebut telah disediakan mobil tangki dengan kapasitas 4.000 liter dan 6.000 liter sebanyak tujuh unit. Air itu akan didistribusikan ke posko induk, masjid, dan pondok pesantren yang sudah berfungsi.
Saat mengunjungi lokasi bencana, Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono mengatakan beberapa sumur dangkal di kawasan permukiman menghilang di beberapa lokasi, sehingga warga setempat mengalami kesulitan air. Untuk itu, Kementerian memanfaatkan IPA terdekat untuk menjadi sumber air bersih.
Menurut Basuki, hal yang paling penting adalah ketersediaan prasarana serta sarana air bersih dan sanitasi untuk keperluan sehari-hari bagi para korban serta pengungsi. Di sejumlah lokasi bencana, juga telah disediakan hidran umum (HU) sebanyak 20 unit berkapasitas 2.000 liter dengan tiga kali pengisian per hari oleh mobil tangki.
“Kami sangat concern dengan air bersih, terutama di tempat-tempat pengungsian. Kami akan manfaatkan instalasi pengolahan air minum terdekat untuk menyuplai air bersih, khususnya ke posko pengungsian,” ujar Basuki dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 9 Desember 2016.
Selain menangani kebutuhan air minum bagi korban bencana gempa bumi di Aceh, Basuki memastikan fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK) darurat untuk korban langsung tersedia. "Kami akan pastikan juga fasilitas MCK knockdown sebanyak 30-an unit sudah fungsional malam ini untuk melayani warga" ujarnya.
LARISSA HUDA