TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia diperkirakan bakal menguasai 52 persen pasar e-commerce Asia Tenggara dengan nilai US$ 87,8 miliar pada 2025.
Riset gabungan yang dilakukan Google dan Temasek menyebutkan, pada 2015, Indonesia menempati urutan pertama negara dengan pertumbuhan terbesar pasar internet dunia. Kenaikannya diproyeksikan mencapai 19 persen pada 2020.
Situasi itu diperkirakan akan terjadi pula pada perekonomian berbasis internet dengan pasar e-commerce menempati peringkat pertama, lalu diikuti online media dan online travel.
SVP Strategic Partnership Lazada Indonesia Miranda Suwanto mengatakan proyeksi tersebut didukung pertumbuhan kelas menengah, peningkatan penetrasi internet, serta pertumbuhan kota-kota tier 2 dan tier 3.
"Dengan semakin banyak pengguna internet di berbagai kota dan semakin terjangkaunya perangkat mobile, maka semakin banyak masyarakat di Indonesia dapat dengan mudah dan nyaman berbelanja online. Tanpa khawatir kehilangan waktu akibat kemacetan atau jarak tempuh yang jauh. Ini merupakan salah satu faktor yang mendorong maraknya berbelanja online di Indonesia," ujar Miranda, yang juga Ketua Panitia Hari Belanja Online (Harbolnas) 2016, dalam konferensi pers Harbolnas 2016, Rabu, 7 Desember 2016.
Tahun ini, Harbolnas bakal diselenggarakan pada 12-14 Desember 2016. Nilai transaksinya ditargetkan meningkat 2-3 kali lipat dari hajatan tahun lalu yang mencetak angka transaksi Rp2,1 triliun.