TEMPO.CO, Jakarta - Analis ekonomi dari PT MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan penurunan harga saham produsen roti merek Sari Roti, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, tak semata dipengaruhi oleh bantahan perseroan telah terlibat dalam aksi super damai 2 Desember 2016.
"Dari sisi likuiditas dan pergerakan harga saham, sebenarnya bantahan perseroan belum berpengaruh terhadap turunnya harga saham," ujar Edwin Sebayang dalam pesan tertulisnya, Rabu, 7 Desember 2016.
Baca: Saham Sari Roti Turun, Dampak Bantahan Bagi Roti Gratis?
Meski demikian ia menyayangkan adanya bantahan itu karena sebetulnya perusahaan tidak perlu memberikan sanggahan. Sebab, kata dia, produk yang diterbitkan emiten berkode saham ROTI adalah produk konsumer yang pasti tetap dikonsumsi publik. "Karena memang tidak perlu. Karena produknya barang konsumsi publik dan habis terpakai sifatnya," ucap Edwin.
Baca: Sari Roti Klarifikasi Bagi-bagi Roti Gratis di Demo 212
Harga saham ROTI hari ini cukup mengalami penurunan menyusul konfirmasi ROTI yang membantah telah memberikan dukungan terhadap aksi damai 2 Desember 2016 atau biasa disebut aksi super damai 212.
Berdasarkan pantauan di RTI Business, pada penutupan perdagangan sesi I, harga saham ROTI terpantau turun 0,66 persen atau 10 poin ke level Rp 1.510 per lembar saham.
Sebelumnya saham ROTI dibuka flat dari penutupan kemarin di level Rp 1.520, dan saham sempat turun di level terendah sebesar 1,31 persen atau 20 poin di harga Rp 1.500. Adapun harga saham mencapai level tertingginya di Rp 1.525.
Sejak 3 Desember, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, memberikan bantahannya melalui website resmi Sari Roti www.sariroti.com, tentang adanya penjual perorangan merek Sari Roti yang melakukan aksi bagi-bagi roti gratis di aksi super damai 212 yang digelar di Monas, Jakarta Pusat.
Sari Roti sempat menjadi trending topic urutan satu di Twitter karena pada saat itu banyak pedagang Sari Roti, berjejer dan menempelkan label 'gratis' di gerobaknya, dan membagikan roti yang mereka jual tanpa meminta uang penjualan. Namun pihak Sari Roti kemudian membantah, dan menyatakan aksi itu bukan dari mereka sebagai produsen.
DESTRIANITA