TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, 2 Desember 2016, bergerak menguat 29 poin menjadi Rp 13.501, dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 13.530 per dolar Amerika Serikat.
Pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara, Rully Nova, di Jakarta, Jumat, 2 Desember, mengatakan aksi doa bersama hari ini, yang berjalan kondusif, memberi kepercayaan kepada pelaku pasar ekonomi Indonesia ke depan akan tetap baik.
"Situasi yang kondusif akan membuat gerak pemerintah dalam melaksanakan program-programnya dapat berjalan baik yang akhirnya dapat mendorong perekonomian domestik terus tumbuh," katanya.
Ia menambahkan, pelaku pasar asing yang sebelumnya cenderung keluar juga dapat kembali lagi menempatkan investasinya di dalam negeri yang juga dapat membantu perekonomian Indonesia kondusif.
Kepala riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan, laju dolar AS tertahan seiring dengan belum yakinnya sebagian pelaku pasar terhadap kebijakan ekonomi Presiden Amerika terpilih, Donald Trump.
"Pelaku pasar dipertaruhkan kebijakan Trump untuk memacu pertumbuhan. Sementara secara demografi penduduk AS lebih banyak generasi tua, situasi itu akan menghasilkan tingkat produktivitas rendah," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, pelaku pasar uang juga berhati-hati menjelang data pekerjaan Amerika pada akhir pekan ini. Jika data tenaga kerja AS melebihi ekspektasi pasar, dolar Amerika akan kembali menguat.
Sedangkan dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp 13.524 dibandingkan Kamis, 1 Desember 2016, Rp 13.582.
ANTARA