TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero akan segera memperluas layanannya, di antaranya siap melayani angkutan batu bara untuk enam perusahaan pertambangan di Sumatera bagian selatan, dijadwalkan mulai 2017.
Kepala Bidang Humas PT KAI Divisi Regional III Sumatera bagian selatan Aidah Suryati di Palembang, Senin, 28 November 2016, mengatakan kerja sama itu sudah dijajaki dan telah memasuki proses legal untuk mengukuhkan komitmen bersama.
"Kesepakatan sudah ada, dan tahun 2017 sudah bisa jalan," kata Aidah.
Meski belum berani menyebutkan nama perusahaannya lantaran belum lahirnya dokumen resmi, Aidah menginformasikan bahwa enam perusahaan itu beroperasi di Lahat.
Ketertarikan keenam perusahaan itu memanfaatkan angkutan kereta api karena dianggap lebih efisien karena berdaya angkut lebih besar dibanding menggunakan truk.
Selain itu, perusahaan bermaksud mengurangi kemacetan lalu lintas karena selama ini masih memanfaatkan jalan negara yang terakses bersama dengan masyarakat.
Bagi PT KAI, permintaan perusahaan batu bara itu bukan persoalan karena wilayah Divre III memiliki fasilitas bongkar-muat yang memadai dan dapat terintegrasi dengan moda angkutan lanjutan lain.
Sebenarnya, PT KAI sejak lama berminat mewadahi perusahaan swasta batu bara, tapi keinginan sulit terwujud karena perusahaan masih memandang transportasi darat menggunakan truk lebih unggul dibandingkan dengan kereta api.
Tapi penurunan harga batu bara di pasar internasional membuat perusahaan swasta harus memilih moda transportasi paling efisien.
Selama ini PT KAI hanya bekerja sama dengan PT Bukit Asam dengan menyediakan track khusus Tanjung Enim-Tarahan (Lampung) dan Tajung Enim-Kertapati (Palembang).
Dengan adanya kerja sama itu, PT KAI akan membuka trayek khusus dari Lahat menuju Kertapati yang sejatinya sudah ada.
"Tidak ada penambahan gerbang, atau jalur khusus, hanya pemanfaatan ditambah. Jika sebelumnya hanya untuk mengangkut orang dan barang jenis lain, kini sudah membawa batu bara juga," katanya.
Keinginan kuat PT KAI mengembangkan sektor angkutan batu bara itu sebenarnya sudah dimulai sejak 2016.
Dua perusahaan batu bara di Lahat sudah mulai bekerja sama. Salah satunya PT Gumay Prima Energi (GPE), yang merupakan anak usaha dari PT Royaltama Mulya Kencana (RMK).
PT KAI mengangkut batu bara GPE sebanyak 3 juta ton per tahun dari Sukacinta, Kabupaten Lahat, ke Stasiun Simpang, Kabupaten Ogan Ilir, sepanjang 180 kilometer.
ANTARA