TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 16 asosiasi peternak mendeklarasikan Hari Peternak Rakyat Indonesia. Deklarasi asosiasi peternak yang hadir dalam kongres nasional peternak rakyat 2016 ini dianggap sebagai momentum untuk mendorong keberpihakan pemerintah terhadap peternak rakyat.
"Ini adalah bukti bahwa peternakan rakyat mampu melaksanakan kongres sendiri secara mandiri," ujar Ketua Kongres Teguh Boedyana di Gedung Pewayangan Kautaman, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Senin, 28 November 2016. "Tidak ada satu pun logo perusahaan, yang ada hanya logo asosiasi."
Kongres ini sebelumnya sempat gagal dilaksanakan karena isu pemboikotan dari sejumlah pihak.
Kongres peternak rakyat ini digelar sebagai respons atas kurang berpihaknya pemerintah terhadap keberadaan peternak rakyat. Gabungan asosiasi peternak ini meminta komitmen pemerintah memberikan peran lebih kepada peternak rakyat dalam pembangunan perekonomian.
"Hari ini secara resmi kami deklarasikan Hari Peternak Rakyat," ujar Teguh, yang disambut dengan sorak oleh seluruh peserta yang hadir. Kongres ini, menurut dia, juga akan merencanakan pembentukan dewan peternakan rakyat nasional. Dewan ini diharapkan mampu memberi masukan kepada pemerintah untuk membuat kebijakan di bidang peternakan rakyat.
Kongres peternak rakyat ini menginginkan adanya keberpihakan pemerintah. "Kita akan mendukung perekonomian nasional, meskipun kita kecil, kita ikut menyediakan lapangan kerja, menyediakan asupan protein,” ujarnya.
Teguh juga mengkritik kebijakan pemerintah yang mengimpor daging murah. Kebijakan ini dianggap terus-menerus menggerus usaha peternak sapi lokal. "Kami tak ingin terus termarginalisasi," katanya.
FAJAR PEBRIANTO