TEMPO.CO, Tomohon - Direktur Bisnis Regional Sulawesi dan Nusa Tenggara PT PLN (Persero) Machnizon Masri mengatakan tambahan pasokan listrik yang akan disuplai oleh Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong Unit 5 dan 6 yang rencananya akan mulai operasi pada Desember bisa memperkuat sistem kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo (SulutGo).
Machnizon berharap sebagai satu-satunya pembeli energi listrik panas bumi dari PLTP Lahendong, PT Pertamina Geothermal Energy (anak perusahaan Pertamina), bisa menekan tarif listrik panas bumi yang saat ini masih di atas harga jual listrik sesuai tarif dasar listrik (TDL) yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini mengingat pengembangan panas bumi berisiko tinggi dan saat ini masih sangat mahal biaya investasinya.
"Kami mendukung penuh upaya pemerintah untuk menggenjot pengembangan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan yang ditargetkan dapat mencapai sekitar 23 persen dari total bauran energi pada tahun 2025," kata kata Machnizon di Tomohon, Sulawesi Utara, Sabtu, 26 November 2016.
Kondisi sistem kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo saat ini surplus sebesar 70,9 megawatt dengan daya mampu 414,8 MW. Adapun beban puncaknya bisa mencapai 343,9 MW. Selain itu SulutGo juga mendapat tambahan suplai listrik sebesar 100 MW dari PLTG Gorontalo yang beroperasi September lalu.
Baca Juga: Jonan Bentuk Tim, Bahas Tarif Listrik Energi Panas Bumi
Saat ini, Machnizon menuturkan PLTP Lahendong memiliki 5 unit yang telah beroperasi dengan kapasitas terpasang masing-masing 20 MW. Unit 1 sampai 4 dioperasikan PLN, sementara unit 5 (skema IPP) dioperasikan oleh PT PGE.
Jika seluruh PLTP di Sulawesi Utara telah beroperasi, maka PLN akan memiliki kapasitas 120 MW yang terdiri dari unit 1-6 masing-masing berkapasitas 20 MW. Machnizon menyebutkan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) di Sulawesi Utara dan Gorontalo sangat besar potensinya.
Selain PLTG dan PLTU yang telah existing di Sulutgo, juga terdapat empat unit pembangkit tenaga panas bumi, tiga unit pembangkit tenaga mikro hidro, tujuh unit pembangkit tenaga surya serta dua unit tenaga biomassa dan tenaga angin. Presentasi pembangkit listrik EBT menyumbang sebanyak 52 persen dari bauran energi pembangkit yang mensuplai Sulutgo.
Simak: Ditjen Pajak Pisah dari Kementerian, Ini Kata Sri Mulyani
"PLN akan terus berupaya mengembangkan dan menyalurkan energi listrik dari panas bumi, serta energi baru terbarukan lainnya," jelas Machnizon.
Saat ini rasio elektrifikasi di Sulut telah mencapai 90,15 persen meningkat 3,58 persen dari tahun lalu. Peningkatan ini berkat beroperasinya PLTG Gorontalo September lalu dan juga PLTP Lahendong Unit 5 tahun ini.
LARISSA HUDA