TEMPO.CO, Jakarta - Kongres Nasional Peternak Rakyat terancam gagal diselenggarakan. Menurut Ketua Kongres, Teguh Boedyana, ada upaya menggagalkan kegiatan tersebut dalam beberapa hari ini. "Sedikitnya 500 peternak sapi perah mendadak menyampaikan tidak bisa hadir," kata Teguh dalam keterangan resminya, Jumat, 25 November 2016.
Teguh menduga sejumlah asosiasi diminta oleh pihak tertentu untuk mengurungkan rencananya mengikuti acara yang akan diselenggarakan di Taman Mini Indonesia Indah itu pada 28 November 2016. Dia juga mengatakan ada ancaman bagi sejumlah asosiasi yang membangkang dan hadir di kongres akan dicoret dari mitra Kementerian Pertanian.
Selain itu, ujar dia, ada beberapa perusahaan yang semula menyatakan mendukung. Tapi, perusahaan tersebut malah memutuskan mundur sebagai sponsor. Teguh berujar, upaya penggembosan tersebut tidak membuat pihaknya patah semangat. "Kondisi seperti ini justru mempersatukan peternak peserta kongres untuk saling bahu-membahu membiayai pelaksanaan kongres," ujarnya.
Teguh menuturkan peserta yang akan hadir dalam Kongres Peternak Rakyat diperkirakan mencapai 2.000 orang. Dia menegaskan bahwa kongres tersebut bukan kegiatan politik praktis. Sebab, hasil dari pertemuan akan diserahkan kepada Presiden untuk memperkuat pembangunan peternakan nasional.
Dalam pertemuannya dengan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki pada Senin lalu, Teguh mengaku disambut baik dan didukung untuk menyelenggarakan acara. "Istana saja mendukung, kenapa ada pihak lain yang menolak? Ini bisa merugikan masa depan peternakan nasional," ucapnya.
Kongres Peternak Rakyat adalah inisiatif dari 17 asosiasi yang mengambil tema "Merakyatkan Peternak Rakyat". Dengan tema tersebut, kata Teguh, akan mendorong peternak Indonesia yang berdaulat.
FRISKI RIANA