TEMPO.CO, Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 23 November 2016, dibuka turun sebesar 12,33 poin seiring dengan sentimen negatif yang masih beredar dari dalam negeri dan eksternal.
IHSG BEI dibuka melemah 12,33 poin atau 0,24 persen menjadi 5.192,34. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 3,11 poin (0,4 persen) menjadi 867,80.
Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere, di Jakarta, mengatakan kabar tentang akan dilaksanakannya demonstrasi memberikan sentimen negatif bagi investor, ditambah sinyal The Fed yang akan menaikkan suku bunga.
”Sentimen itu masih membuat kekhawatiran investor dalam menempatkan modalnya di Indonesia,” katanya.
Nico mengatakan, berkenaan dengan suku bunga The Fed, Ketua The Fed Janet Yellen memberikan indikasi kuat mendukung pandangan pasar akan menaikkan suku bunganya dalam rapat kebijakan yang digelar pada 13–14 Desember 2016.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menambahkan, minimnya sentimen positif dari dalam negeri sepertinya tetap akan membuat pemodal asing melakukan posisi jual.
Meskipun demikian, ucap Satrio, kondisi dari bursa global yang kondusif diharapkan dapat membuat IHSG bertahan pada tren naik jangka pendek untuk sementara waktu.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng menguat 91,13 poin (0,40 persen) ke level 22.769,20, indeks Nikkei naik 56,92 poin (0,31 persen) ke level 18.162,94, dan Straits Times menguat 17,20 poin (0,61 persen) posisi 2.839,42.
ANTARA