TEMPO.CO, Jakarta - CEO Freeport McMoran Richard Adkerson menemui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan di kantornya di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, siang tadi. Richard menyatakan keinginan perusahaannya untuk tetap berinvestasi di Indonesia pascakontrak karya kedaluwarsa pada 2021.
"Mereka berkomitmen membangun smelter (fasilitas pemurnian) dalam lima tahun ke depan," ujar Jonan selepas rapat kerja bersama Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa, 22 November 2016.
Baca Juga:
Baca: Chappy Hakim Terpilih sebagai Presiden Direktur Freeport
Richard juga memperkenalkan Presiden Direktur baru PT Freeport Indonesia Chappy Hakim. Chappy, yang merupakan mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, mengisi jabatan tersebut setelah kosong selama lebih dari setahun.
Freeport menegaskan, kepatuhannya melepas 10,64 persen saham kepada pihak Indonesia. Namun, sampai sekarang, pihak pemerintah masih belum setuju harga saham yang ditawarkan Freeport sebesar US$ 1,7 miliar. Pemerintah menawar harga saham Freeport hingga separuh dari nilai yang diusulkan, yaitu US$ 830 juta.
Baca: Ratusan Pekerja Freeport di Timika Papua Mogok Kerja
Jonan mempertimbangkan pelepasan saham Freeport melalui penawaran saham ke publik (initial public offering/IPO). Namun, keputusan akhir, kata Jonan, berada di tangan Tim Penyelesaian Divestasi Freeport yang diketuai mantan bos Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin. "Ini timnya lagi duduk untuk bicara kami mesti menawarkan ke mana, siapa yang mau, apakah BUMN."
Freeport juga belum menyepakati amandemen kontrak karya yang diajukan pemerintah sejak 2014. Juru bicara Freeport, Riza Pratama, sebelumnya mengatakan pihaknya keberatan dengan usulan ketentuan fiskal yang bersifat prevailing atau berubah-ubah mengikuti peraturan yang berlaku. Sedangkan perusahaan menginginkan kesepakatan fiskal tetap.
ROBBY IRFANY