TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta Barat menjadi wilayah favorit bagi pengembang untuk membangun proyek hunian baru seiring dengan kestrategisan dan kepopuleran kawasan itu bagi para pencari hunian.
Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Hari Raharta mengatakan, sejak dulu wilayah Jakarta Barat memang tergolong wilayah yang paling berkembang di Jakarta, terutama sejak beroperasinya jalan tol Jakarta—Tangerang.
Beberapa kantor media massa berkedudukan di sana. Sejumlah kawasan komersial pun sudah cukup aktif di sana, antara lain Central Park Jakarta, Mall Ciputra, Mall Daan Mogot, Mall Puri Indah, dan sejumlah pusat perbelanjaan di Glodok.
“Dibandingkan dengan yang lain, Jakarta Barat masih diminati karena masih dianggap ‘kepala naganya’ Jakarta ada di sana,” katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Managing Director PT Citicon Propertindo Simon Kurniawan mengatakan, selama ini kawasan yang lebih sering dipersepsikan sebagai kawasan elite umumnya adalah Jakarta Selatan. Namun, nilai jual kawasan Jakarta Barat pun sebenarnya berpotensi meningkat seiring dengan posisinya yang strategis.
Jakarta Barat berbatasan langsung dengan Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Jakarta Selatan, serta Tangerang yang semakin berkembang. Kawasan ini berpotensi mendapat limpahan pasar pembeli properti di saat kawasan-kawasan elite Jakarta lainnya kian jenuh karena keterbatasan ruang.
Sejumlah kawasan perumahan mewah yang sudah cukup tua dari generasi terdahulu membutuhkan alternatif baru untuk generasi berikutnya, misalnya, dari Permata Hijau atau Pondok Indah.
Simon mengaku, proyeknya yakni Wang Residence di Jakarta Barat merupakan salah satu proyek yang mendapat keuntungan dari hal ini. “Mereka akan memilih ke Jakarta Barat karena cukup mudah aksesnya,” katanya.
Principal Ray White Puri Indah Widiyanto mengatakan, kawasan Jakarta Barat dulunya relatif kumuh. Namun, pemerintah saat ini telah mulai menata kawasan ini sehingga lebih rapih dan nyaman untuk berkehidupan.
Apalagi, kawasan ini menjadi titik akses Jakarta—Tangerang dan diuntungkan oleh kemudahan akses menuju Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng. Cukup banyak pekerja bandara, termasuk pilot dan pramugari yang menyasar kawasan ini sebagai tempat hunian mereka.
Widiyanto mengatakan, kawasan Daan Mogot menjadi salah satu lokasi yang sangat potensial di masa mendatang. Saat ini, banyak proyek baru mulai bermunculan di kawasan ini. Bahkan, sejumlah investor luar negeri pun mulai mengincar pengembangan di kawasan ini.
Data riset Colliers International Indonesia menunjukkan, kawasan Jakarta Barat akan menjadi kawasan utama yang paling banyak menerima pasokan apartemen baru dalam tiga tahun mendatang. Kawasan ini bahkan mulai mengungguli Jakarta Selatan.
Pada kuartal ketiga tahun ini, pengembang asal China telah meluncurkan proyek terintegrasi (mixed use) pertama di Jakarta Barat, yakni Daan Mogot City. Proyek ini akan mencakup hunian, ritel, dan area komersial.
Pengembangan hunian mereka akan sangat besar-besaran dengan 30 menara apartemen dan tahap pertama akan dimulai dengan delapan menara.
Pembangunan tiga menara pertama dimulai pada paruh kedua tahun ini, sedangkan lima sisanya dilanjutkan tahun depan. Proyek itu akan menyasar segmen menengah ke bawah dengan rentang luas dari 21,9 meter persegi hingga 45 meter persegi dan diharapkan rampung dalam tiga tahun.
Riset Colliers menunjukkan, hingga kuartal ketiga tahun ini, akan ada penambahan pasokan apartemen baru di Jakarta sejumlah 77.128 unit. Jakarta Barat dan Jakarta Selatan adalah dua kawasan yang paling diminati, terutama karena interkonektivitasnya ke Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta yang memudahkan mobilitas masyarakat, termasuk ke Bandara Soekarno-Hatta.
Dari jumlah tersebut, Colliers mencatat, Jakarta Barat akan menerima pasokan baru sebanyak 28%, mengalahkan Jakarta Selatan 23%, disusul Jakarta Timur 19%, Jakarta Utara 12%, Jakarta Pusat 12%, dan kawasan pusat niaga 6%.