TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap pelaku yang menghasut masyarakat untuk menarik uang di bank pada 25 November 2016 (rush money) ditindak tegas. "Mereka melakukan ancaman terhadap kepentingan masyarakat bersama,” kata dia di JS Luwansa, Jakarta, Senin, 21 November 2016.
Sri mengatakan rush money bisa membuat situasi perekonomian memburuk. "Sekali lagi, kalau situasi tidak baik terjadi, yang paling merugi dan paling terkena dahulu adalah masyarakat miskin," kata Sri.
Baca: Akun Instagram Menteri Sri Mulyani Kebanjiran Follower
Sri mengatakan keadaan ekonomi yang baik dan positif akan membuka kesempatan untuk memperbaiki kemakmuran rakyat dan mengurangi kemiskinan. Ia mengatakan keamanan uang dari masyarakat yang ada dalam sistem perbankan dijamin dan dijaga pemerintah. Namun masyarakat juga diharapkan bisa menjaga dan menjaminnya.
Baca: Ajukan Revisi UU Perpajakan, Sri Mulyani Bentuk Tim Khusus
Bagi kepentingan masyarakat sendiri, Sri mengatakan menjaga keamanan uang mereka sendiri di perbankan sangat penting. "Untuk itu, tindakan untuk tidak mengikuti berbagai anjuran yang sifatnya adalah merusak institusi yang sangat penting bagi kehidupan rakyat itu adalah tanggung jawab bersama," kata dia.
Ia kembali menekankan bahwa perbaikan situasi ekonomi dan stabilitas sangat penting. Kepentingan tersebut ditujukan tidak hanya untuk kelompok tapi seluruh masyarakat.
Beberapa waktu lalu, beredar ajakan agar umat Islam menarik uang mereka secara serempak pada 25 November 2016. Uang yang ditarik disarankan minimal Rp 2 juta. Ajakan tersebut dipicu kasus penistaan agama yang melibatkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Ajakan tersebut tak jelas sumbernya dan beredar di media sosial.
VINDRY FLORENTIN