TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pertemuan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) yang berlangsung di Peru saat ini punya momentum yang sangat penting dibanding pertemuan sebelumnya. Pertemuan ini digelar di tengah rencana kebijakan proteksionis Amerika Serikat di bawah pemerintah presiden terpilih Amerika, Donald Trump.
"Pertemuan kali ini lebih penting karena masalah yang prinsip," kata Kalla dalam siaran pers Sekretariat Wakil Presiden, Jumat, 18 November 2016. Hal itu dikatakan Kalla di hadapan wartawan saat tiba di Lima, Peru, Jumat waktu setempat. Kalla mengatakan masalah prinsip yang dimaksud adalah rencana kebijakan proteksionis Amerika di bawah pemerintahan Trump.
Pertemuan puncak APEC yang akan berlangsung 19-20 November ini, kata Kalla, akan memberi semacam peringatan agar cita-cita APEC untuk meningkatkan perdagangan tetap berjalan. Di bawah pemerintahan Trump, alternatif bagi APEC akan memberi dua alternatif, yaitu apakah Amerika akan tetap pada posisinya saat ini ataukah inisiatif akan lebih banyak diambil oleh non-Amerika karena kebijakan proteksionis Trump.
Kekhawatiran yang terjadi adalah Amerika akan keluar dari kesepakatan awal dalam perjanjian perdagangan. Selama ini, kata Kalla, peranan Amerika sangat penting dalam perdagangan dunia, tapi negara-negara lain juga tumbuh.
Hal tersebut disebabkan Amerika adalah konsumen terbesar bagi negara-negara APEC, seperti Cina dan Jepang. Begitu juga Indonesia yang mengekspor tekstil dan garmen serta hasil industri makanan. Karena itu, jika posisi Amerika berubah menjadi proteksionis, bisa dipastikan hal tersebut akan mengganggu hubungan perdagangan.
Meski yang paling terganggu secara langsung adalah Cina dan Jepang, tapi negara-negara lain akan ikut terdampak pula. Karena itulah pertemuan di Peru menjadi pertemuan krusial APEC dibanding pertemuan sebelumnya. Kalla mengatakan kalau dulu APEC lebih banyak seremoni dan seminar tentang perdagangan, maka pertemuan APEC kali ini akan membahas hal yang prinsip. "Meningkat atau menurun, ini perdagangan APEC," katanya.
AMIRULLAH