TEMPO.CO, Surakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menilai faktor keamanan menjadi salah satu kunci untuk memperoleh hasil eksplorasi minyak. Sehingga mereka terus meningkatkan pengamanan terhadap proses produksi minyak dan gas.
Wakil Kepala SKK Migas MI Zikrullah, mengatakan saat ini hasil eksplorasi minyak di Indonesia telah mampu melampaui target. "Target oil lifting kami 820 ribu barel per hari," katanya dalam acara Security Summit 2016 di Hotel Alila Surakarta, Jawa Tengah, Rabu 16 November 2016. Namun, kini mereka mampu mengeksplorasi minyak bumi hingga 835 ribu barel per hari.
Peningkatan kapasitas hasil eksplorasi minyak itu tidak lepas dari adanya pengembangan lapangan baru. "Misalnya kawasan Banyu Urip," katanya. Selain itu, kondisi keamanan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja.
Sejak Januari hingga Oktober tahun ini, tercatat terjadi gangguan keamanan yang meliputi pencurian peralatan, pencurian minyak, penutupan jalan hingga perusakan material. Jumlah gangguan keamanan itu turun signifikan dibanding periode yang sama pada tahun lalu yang jumlahnya mencapai 1.720 kasus.
Security Summit 2016 itu digelar sebagai ajang koordinasi antara SKK Migas, kontraktor kontrak kerjasama, kepolisian serta unsur Tentara Nasional Indonesia. "Termasuk pemerintah pusat hingga daerah," katanya. Koordinasi diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya gangguan terhadap proses industri migas.
Menurut Zikrullah, Sumatera Selatan menjadi kawasan yang menonjol dan membutuhkan perhatian. "Cukup menonjol meski kuantitas kasusnya sudah menurun," katanya. Menurutnya, di daerah itu sering terjadi aksi pencurian minyak (illegal tapping) serta pengeboran ilegal (illegal drilling).
"Beruntung, penerapan teknologi cukup membantu untuk mengatasi," katanya. Mereka memanfaatkan pesawat tanpa awak atau drone untuk pengawasan di daerah-daerah rawan.
Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri, Komisaris Jenderal Putut Eko Bayuseno, menyebut kepolisian memberikan pengamanan industri migas sebagai bagian dari obyek vital. "Pengamanan ini sebagai salah satu tugas kepolisian," katanya.
Dia juga menyarankan agar SKK Migas melibatkan masyarakat sekitar dalam mengamankan aset industri migas. Selain itu, keberadaan industri migas juga harus membawa kesejahteraan bagi masyarakat sekitar. "Misalnya dengan pemberian Corporate Social Responsibility," katanya.
AHMAD RAFIQ
Baca juga:
Begini Sikap MUI dan Ormas Islam Terkait Kasus Ahok
Ahok: Pengucap Lebaran Kuda Mestinya Dipidana