TEMPO.CO, Jakarta - Wall Street sedikit menguat pada Selasa atau Rabu pagi waktu Indonesia barat, 16 November 2016, dengan Dow Jones Industrial Average memperpanjang rekor kenaikannya menjadi hari keempat berturut-turut, karena investor menyambut data ekonomi positif di tengah melompatnya harga minyak.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 54,37 poin atau 0,29 persen menjadi berakhir di 18.923,06. Indeks S&P 500 naik 16,19 poin atau 0,75 persen menjadi ditutup pada 2.180,39, dan indeks komposit. Nasdaq melonjak 57,23 poin atau 1,10 persen menjadi 5.275,62.
Departemen Perdagangan Amerika Serikat pada Selasa, 15 November 2016, mengumumkan bahwa perkiraan awal penjualan retail AS untuk Oktober naik 0,8 persen dibanding bulan sebelumnya menjadi US$ 465,9 miliar, mengalahkan perkiraan pasar 0,6 persen.
"Konsumen kembali. Penjualan retail hampir tidak meningkat pada Juli dan Agustus, tapi September direvisi dari lemah menjadi kuat, dan Oktober adalah gangbusters. Ini tidak perlu dikatakan, namun laporan ini memperkuat alasan bagi Fed untuk menaikkan suku bunga pada Desember," kata Chris Low, Kepala Ekonom FTN Financial.
Sementara itu, harga impor AS naik 0,5 persen pada Oktober, setelah meningkat 0,2 persen pada September, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada Selasa. Indeks harga untuk ekspor AS meningkat 0,2 persen pada Oktober menyusul peningkatan 0,3 persen pada bulan sebelumnya.
Rebound kuat harga minyak juga memberikan dorongan naik bagi pasar saham. Harga minyak melonjak pada Selasa setelah selama tiga sesi merugi, dengan minyak mentah AS dan minyak mentah Brent melonjak hampir 6 persen, karena pasar melihat meningkatnya peluang bagi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk mencapai kesepakatan pembekuan produksi pada akhir bulan ini.
Terangkat oleh harga minyak yang melonjak, sektor energi naik tajam 2,68 persen pada Selasa, sebagai pencetak keuntungan terbesar dalam 10 sektor S&P 500, demikian dilaporkan Xinhua.
ANTARA