TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia memperpanjang kerugian pekan lalu pada Senin atau Selasa pagi waktu Indonesia barat, 15 November 2016, terseret turun oleh kekhawatiran tentang kelebihan pasokan karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) membukukan rekor produksi minyak mentah bulan lalu.
Para analis mengatakan, data terbaru menunjukkan tren kelebihan pasokan global. Investor skeptis, mereka ragu apakah OPEC akan mencapai kesepakatan dalam pertemuan kebijakan organisasi itu di Wina pada 30 November 2016.
OPEC mencapai kesepakatan pada September lalu untuk membatasi produksi minyak mentah dalam pertemuan sebelumnya, yang menjadi perjanjian pertama untuk memangkas produksi sejak 2008. Tingkat produksi untuk masing-masing negara anggota akan ditentukan pada pertemuan 30 November mendatang.
Produksi minyak mentah OPEC naik 240 ribu barel menjadi 33,64 juta barel per hari pada Oktober dibandingkan dengan angka yang tercatat pada September, menurut laporan bulanan OPEC yang dirilis pada Jumat, 11 November 2016.
Perusahaan jasa ladang minyak Amerika Serikat, Baker Hughes, melaporkan pekan lalu bahwa jumlah rig yang beroperasi di seluruh dunia pada Oktober tahun ini mencapai 1.620 rig, naik 36 rig dari 1.584 rig pada September.
Harga patokan minyak mentah Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Desember turun US$ 0,09 menjadi US$ 43,32 per barel di New York Mercantile Exchange, sebelumnya jatuh menjadi US$ 42,20, level terendah sejak 11 Agustus
Sementara itu, harga patokan global, minyak mentah Brent, untuk pengiriman Januari berkurang US$ 0,32 menjadi ditutup pada US$ 44,43 per barel di London ICE Futures Exchange. Patokan internasional mencapai titik terendah tiga bulan di US$ 43,57 per barel dalam perdagangan intraday.
ANTARA