TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Neslon Tampubolon mengatakan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat ke-45 tidak banyak mempengaruhi industri perbankan di Tanah Air.
"Sejauh ini tidak ada reaksi yang berlebihan dari stakeholder perbankan, baik pemilik dana maupun yang memanfaatkan jasa perbankan," ujar Nelson di Jakarta, Senin, 14 November 2016.
Menurut Nelson, reaksi pelaku pasar yang ditunjukkan dengan turunnya indeks harga saham gabungan (IHSG) dan melemahnya rupiah terhadap dolar AS, hanya reaksi sesaat dan sifatnya temporer.
"Menurut saya, itu hanya reaksi sementara, biasalah orang melihat ke mana ini arahnya. Tapi ini akan kembali normal," katanya.
Nelson juga menanggapi kekhawatiran akan timbulnya dampak negatif dari kebijakan-kebijakan ekonomi yang sempat diutarakan Trump saat kampanye. Menurut dia, sosok Donald Trump akan tetap melihat kepentingan negaranya.
Jika dianggap menguntungkan, ucap Nelson, AS bisa saja justru memperluas pasar mereka, bukan menutup diri dan membatasi hubungan dagang dengan negara-negara lain.
"Jadi kita berharap transaksi dengan Amerika itu positif bagi kita, biarpun Donald Trump atau siapa pun pemimpinnya," ujar Nelson.
Donald Trump berhasil mengalahkan rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, dalam pemilihan umum Presiden Amerika Serikat dengan meraih setidaknya 288 suara elektoral.
Dalam kampanyenya, Trump dinilai lebih condong ke arah proteksionisme perdagangan. Terpilihnya Trump juga diperkirakan berdampak terhadap rencana Indonesia memasuki Trans Pacific Partnership (TPP).
Rencana TPP bisa saja batal apabila Trump benar-benar merealisasi idenya. Kendati demikian, hal tersebut diprediksi tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Sejumlah pihak juga menilai janji-janji kampanye calon presiden memang tidak semuanya dapat direalisasi, malah cenderung banyak yang tidak menepatinya.
ANTARA