TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry TZ mengatakan, pembangunan jalan tol Serang-Panimbang masih dalam proses lelang.
Menurut dia, terdapat satu investor yang mengikuti lelang. Namun, Herry berujar, negosiasi masih dilakukan karena investor itu meminta dana dukungan tunai atau viability gap fund VGF) lebih dari 49 persen dari biaya konstruksi.
"Kalau ketentuannya kan (maksimal) 49 persen. Yang diusulkan lebih dari itu. Dalam proses negosiasi akan kami turunkan sehingga memenuhi persyaratan," kata Herry usai rapat bersama Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat, 11 November 2016.
Dalam negosiasi nantinya, Herry mengatakan, BPJT akan melihat pertimbangan-pertimbangan yang dimiliki oleh investor untuk mematok VGF tersebut.
"Dia minta lebih. Ya namanya minta. Tapi kok sampai seperti itu? Kami juga ada hitung-hitungan yang sama, kenapa bisa seperti demikian. Nanti disamakan saat negosiasi," ujarnya.
Apabila negosiasi telah dicapai, menurut Herry, proyek pembangunan Tol Serang-Panimbang tersebut dapat segera dilanjutkan. "Kalau enggak (sepakat), nanti kami lihat lagi bagaimananya karena bidder-nya cuma satu. Ini kan masih negosiasi, masih proses. Hari ini negosiasinya. Biar mereka kerja dululah," kata Herry menambahkan.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Arie Moerwanto mengatakan, VGF yang diminta oleh investor dua kali lebih besar dari perkiraan pemerintah. "Tapi kan masih negosiasi terus, supaya tidak melebihi dari perkiraan awal. Desember inilah kami dorong," ujarnya.
Saat ini, pemerintah tengah membangun jalan tol yang berlokasi di Banten, yakni Serang-Panimbang. Nilai investasi proyek sepanjang 84 kilometer tersebut mencapai Rp 10,8 triliun.
Rencananya, pembangunan akan dilakukan dalam tiga seksi, yaitu seksi I Serang-Rangkasbitung, seksi II Rangkasbitung-Bojong, dan seksi III Bojong-Panimbang.
ANGELINA ANJAR SAWITRI