TEMPO.CO, Jakarta - Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat dikhawatirkan akan menciptakan perang dagang (trade war). Ekonom yang juga Rektor Universitas Paramadina, Firmanzah, berharap program yang disampaikan Trump selama kampanye tidak benar-benar direalisasikan.
"Kalau janji selama kampanye dijalankan, saya rasa akan sangat painfull. Yang kita khawatirkan akan ada trade war. Perang dagang. Saling membalas, dan kita terkena dampaknya," kata Firmanzah, saat ditemui di kantor Wakil Presiden, Kamis, 10 November 2016.
Firmanzah menambahkan program-program yang disampaikan Trump selama kampanye telah menciptakan kekhawatiran banyak negara, termasuk Indonesia. Salah satunya, rencana pengenaan tarif impor produk dari Cina sebesar 40 persen dan dari Meksiko 30 persen. Jika program ini benar-benar dilakukan, bisa dipastikan Cina dan Meksiko akan membalas.
Bila produk dari Cina dan Meksiko dikenakan tarif cukup tinggi, kata Firmanzah, produk dari negara lain besar kemungkinan dikenakan tarif yang tinggi pula, termasuk Indonesia. Karena itu, program Trump ini besar kemungkinan akan berpengaruh juga pada ekonomi Indonesia, khususnya untuk ekspor.
"Kalau kita lihat data semester pertama ekspor kita, terbesar pertama kan ke Amerika," kata Firmanzah.
Baca: Trump Terpilih, Perdagangan AS Akan Lebih Proteksionis
Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat setelah memenangi pemilihan yang digelar pada 8 November kemarin. Dia mengalahkan kandidat dari Partai Demokrat, Hillary Rodham Clinton. Selama ini, Trump dikenal dengan rencana kebijakannya yang konservatif, proteksionis, dan anti imigran.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap perekonomian Indonesia tidak terlalu lama terpengaruh kejutan terpilihnya Trump sebagai terhadap pasar atau ekonomi global. "Akan kita monitor dari sisi reaksi pasar," ucap Sri Mulyani saat dicegat di Istana Kepresidenan, Rabu, 9 November 2016.
Kemenangan Trump sebagai Presiden Amerika sangat mengejutkan, salah satunya dalam hal ekonomi. Di Indonesia, kemenangan Trump berefek ke indeks harga saham gabungan. Sedangkan di Amerika sendiri, bursa-bursa Amerika Serikat merosot pada perdagangan seusai waktu perdagangan reguler. Dow Jones Industrial Average, misalnya, merosot 792 point atau setara 5,1 persen.
Baca: Trump Presiden, Kebijakan Proteksi AS Berimbas ke Indonesia?
Sri Mulyani optimistis Indonesia tidak akan terlalu terkejut oleh efek terpilihnya Trump. Apabila dilihat dari pertumbuhan ekonomi, pengelolaan fiskal, dan neraca pembiayaan, Indonesia relatif bisa bertahan dari sentimen yang ada.
AMIRULLAH| ISTMAN M.P.
