TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melanjutkan Program Indonesia Terang yang berupaya membuat jaringan listrik di 12 ribu desa di seluruh Indonesia melalui Lokakarya Pengembangan Program Indonesia Terang.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengatakan energi adalah kebutuhan pokok kehidupan, terutama dalam bentuk listrik. Apalagi untuk pulau terdepan, terluar, dan terisolasi, keberadaan listrik adalah suatu bentuk pemerataan keadilan.
"Program Indonesia Terang (PIT) sangat relevan kita teruskan dan kita kerjakan bersama," katanya dalam sambutannya yang dibacakan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rida Mulyana di Jakarta, Selasa, 8 November 2016.
Program membuat jaringan listrik di 12 ribu desa diprioritaskan di daerah terdepan, terluar, dan terisolasi, terutama di wilayah Indonesia Timur, yang masih banyak kekurangan energi. Misalnya, ada 3.500 desa di Papua dan Papua Barat yang belum teraliri listrik.
Jonan, melalui Rida, menyebutkan, keberadaan listrik di seluruh wilayah Indonesia untuk memenuhi pemerataan keadilan rakyat Indonesia yang bisa berujung pada masalah nasionalisme bangsa. Terlebih bagi masyarakat yang tinggal di perbatasan dengan negara lain.
Lokakarya pengembangan Program Indonesia Terang diharapkan dapat menghasilkan masukan atau usulan sebagai terobosan dalam program elektrifikasi 12 ribu desa.
Dia berharap ide-ide yang muncul di lokakarya bersifat konstruktif dalam mempercepat Program Indonesia Terang dan meningkatkan elektrifikasi di desa-desa secara signifikan.
Rida mengatakan target elektrifikasi 12 ribu desa diharapkan bisa tercapai dalam dua hingga tiga tahun ke depan.