TEMPO.CO, Bogor - Kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) PT Bank Permata Tbk per September 2016 sebesar 4,9 persen. Sesuai Peraturan Bank Indonesia, batas maksimal NPL perbankan adalah sebesar 5 persen.
NPL Bank Permata pada September ini meningkat cukup tajam karena bank yang sahamnya juga dimiliki oleh Standard Chartered Bank tersebut bermain di sektor komersial. Menurut Head of Corporate Planning Bank Permata Harry Iman Subekti, pinjaman ke sektor komersial saat ini mencapai 60 persen.
"Sektor komersial itu satu layer di bawah korporat tapi di atas medium. Kalau dibandingkan korporat, memang tidak se-profitable mereka. Sektor komersial juga lebih rentan kena krisis," kata Harry dalam Workshop Wartawan Pasar Modal di Hotel Rancamaya, Ciawi, Bogor, Sabtu, 5 November 2016.
Baca: Rumah Ahok Digeruduk, Begini Cara Pendemo Mengelabuhi Polisi
Harry mengatakan meskipun sektor komersial rentan, bank belum memutuskan untuk mengganti segmen. "Tidak segampang itu karena main di komersial ini sudah dari jaman Bank Bali. Keuntungannya memang kalau ekonomi sedang growth, growth sektor ini juga tinggi. Tapi kalau krisis, komersial yang kena duluan," katanya.
Ke depan, menurut Harry, Bank Permata akan sedikit demi sedikit mengurangi kredit wholesale. Termasuk komersial serta korporat, dan meningkatkan kredit retail. "Retail itu termasuk UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah). Sekarang wholesale dan retail 50:50. UMKM sekitar 25 persen," ujarnya.
Untuk kredit kendaraan, menurut Harry, perusahaan akan memperbanyak pembiayaan bersama atau join financing dengan Astra Credit Companies (ACC) dan Federal International Finance (FIF). "NPL so far aman, di bawah 1 persen. KPR (kredit pemilikan rumah) juga ditambah."
Simak: Saat Pendemo Kepung Istana, Rupanya Ini yang Diperbuat Ahok
Investor Relations Astra International Tira Ardianti mengatakan, sebagai pemegang saham terbesar bersama Standard Chartered Bank, Astra akan terus mendukung upaya manajemen Bank Permata untuk menyehatkan kinerja perusahaan. "Dibetulkan lagi dalam meningkatkan pertumbuhan pinjaman," ucapnya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI