TEMPO.CO, Jakarta - Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Tanjungpinang menutup 14 titik perdagangan telur penyu di Provinsi Kepulauan Riau.
Menurut Kepala BPSPL Tanjungpinang, Inche bahwa 14 titik perdagangan tersebut berada di wilayah kota lama Tanjungpinang dan Batam.
"Di Kota Tanjungpinang ada 4 titik dan 10 titik ada di Kota Batam sudah tidak lagi beroperasi," kata Inche, di Bintan, Jumat, 4 November 2016.
Ia mengatakan pascasidak ke lapangan beberapa pekan lalu, masih ditemukan aktivitas perdagangan telur penyu secara diam-diam, akan tetapi, ulah pelaku tersebut akan segera ditindaklanjuti BPSPL, bahkan surat peringatan segera dilayangkan.
Tanpa merusak perekonomian pedagang tersebut, BPSPL sedang berupaya memberikan mata pencaharian alternatif pengganti tata niaga telur penyu.
"Saat ini kami masih melakukan evaluasi, dan berencana memberikan mata pencaharian baru kepada penjual telur penyu tersebut, agar mereka tidak berjualan telur penyu kembali dengan alasan ekonomi," tuturnya.
Mata pencaharian alternatif ini akan sediakan sesuai permintaan mereka dan tentu sesuai anggaran yang ada. Intinya supaya mereka tidak lagi berjualan telur penyu, tegasnya.
Kepri merupakan salah satu wilayah penyumbang telur penyu di Indonesia.
ANTARA