Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tiga Pemenang Innovating Jogja 2016 Ikuti Program Inkubasi

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Gubernur DI. Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X (tengah), dengarkan penjeleasan logo baru Jogja istimewa di kompleks kantor Gubernur DI. Yogyakarta, 5 Februari 2015. Logo tersebut diluncurkan secara resmi pada 7 Maret 2015, disertai dengan pesta rakyat. TEMPO/Suryo Wibowo
Gubernur DI. Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X (tengah), dengarkan penjeleasan logo baru Jogja istimewa di kompleks kantor Gubernur DI. Yogyakarta, 5 Februari 2015. Logo tersebut diluncurkan secara resmi pada 7 Maret 2015, disertai dengan pesta rakyat. TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Program Innovating Jogja 2016 akhirnya memilih tiga ide bisnis yang dapat melanjutkan ke tahap inkubasi dari dua belas ide yang telah memenangkan hadiah uang di Innovating Jogja dan mengikuti Program Akselerasi.

Ketiga ide bisnis terpilih tersebut adalah Wastraloka (produk lukis motif batik pada kaleng), Janedan (tas kulit anak minimalis tanpa jahit dan lem), dan Beaver & Beavers Woodworking (alat pameran sistem knock-down). Mereka terpilih sebagai pemenang setelah sukses mencuri perhatian juri dari segi potensi pasar, peluang pendanaan, operasionalisasi produk, komitmen, dan kinerja selama program berlangsung.

“Keduabelas peserta terpilih adalah pemenang di bidangnya, namun kami memilih tiga yang menurut kami perlu dibantu melalui proses inkubasi sesuai potensi dan kapasitas yang saat ini ada di Balai Besar Batik dan Kerajinan,” kata Satryo Soemantri Bordjonegoro, Key Expert on Innovation and Technology dari EU-Indonesia Trade cooperation Facility (TCF) dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (4 November 2016).

Satryo menambahkan seluruh pemenang diharapkan dapat mengembangkan bisnisnya dan menciptakan lapangan kerja untuk orang lain sehingga meningkatkan daya saing industri dan perdagangan, khususnya pada sektor industri batik, kulit dan kerajinan. “Bagi mereka masuk inkubasi, akan mendapatkan pembinaan dan diupayakan masuk ke dalam pipeline bisnis Bank BNI”, ujarnya.

Diluncurkan pada Juli lalu, Innovating Jogja merupakan proyek percontohan dari inisiatif bersama Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) yang merupakan badan di bawah Kementerian Perindustrian dan TCF dari Uni Eropa, bekerjasama dengan Bank BNI. Para peserta dipilih berdasarkan konsep, produk dan jasa dari sektor batik, kulit dan kerajinan yang mereka ajukan, serta ide-ide TIK (teknologi informasi dan komunikasi) yang relevan dengan ketiga sektor industri tersebut.

Kompetisi juga melibatkan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada (UGM), Politeknik Negeri ATK Yogyakarta, Asosiasi Penyamak Kulit Indonesia (APKI), Asosiasi Pengembangan Industri Kerajinan Rakyat Indonesia (APIKRI), Balai Besar Batik dan Kerajinan (BBBK), Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik (BBKP), serta beberapa pebisnis Yogyakarta seperti Salim Silver, Gendhis Bag, dan Batik Winotosastro sebagai anggota dewan juri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para juri yang memiliki beragam latar belakang mengakui tidak mudah memilih pemenang karena rata-rata peserta memiliki potensi pasar dan keunikan ide serta keunggulan masing-masing. Meski demikian, para juri menilai tingkat inovasi para pebisnis muda masih perlu dikembangkan dalam jangka panjang. Selain itu kemampuan manajemen keuangan serta pemahaman target pasar juga masih perlu ditingkatkan lagi.

TCF merupakan proyek senilai 12,5 juta Euro yang didanai oleh Uni Eropa, yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas institusi pemerintah dalam meningkatkan iklim perdagangan dan investasi di Indonesia, serta berkontribusi dalam membangun ekonomi dalam jangka panjang secara berkelanjutan.

Proyek tersebut terdiri dari enam komponen yang dinilai penting dalam meningkatkan kinerja perdagangan internasional Indonesia. Salah satu komponen tersebut adalah pemberian dukungan kepada tiga Kementerian/Lembaga Pemerintah terkait teknologi dan inovasi, yaitu: Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT), dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), serta bekerja sama untuk menciptakan proses keilmuan, teknologi dan inovasi dalam jangka panjang dan yang berkelanjutan di Indonesia.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

22 April 2021

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

Gojek menghadirkan Akademi Mitra Usaha (KAMUS) dan tren bisnis menarik selama Ramadhan yang ditujukan untuk pelaku UMKM


Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

6 April 2018

Dua anggota WeWork bermain pingpong di depan area laundry umum di gedung WeLive, Manhattan. Caitlin Ochs / Bloomberg
Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

Menjamurnya co-working space saat ini menjadi sebuah tren tempat para pengusaha berkumpul. Namun sekarang sudah ada tempat tinggal dengan rekan kerja.


Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

22 Januari 2018

Ruben Onsu. TEMPO/Agung Pambudhy
Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

Restoran Geprek Bensu kedua di Bali menjadi cabang yang ke-60 di Indonesia.


Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

16 Januari 2018

Ilustrasi bisnis titip menitip. Insideretail.ph
Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

Mahir dalam bisnis kini tak perlu sulit lagi. Ada Roadshow Kampus Shopee. Tahun ini akan menjangkau lebih dari 30 kota di Indonesia.


Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

8 November 2017

Kue Korea (Bisnis.com)
Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

Cake dengan dekorasi icing yang artistik jauh lebih menggugah selera, meskipun pada kenyataannyaicing seringkali disisihkan atau tidak dikonsumsi.


Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

13 September 2017

Warga memilih gantungan kunci bergambar logo Muhammadiyah yang di jual di Bazar Muktamar Muhammadiyah di Kawasan Mounmen Mandala Makassar, 2 Agustus 2015. Pernak-pernik yang dijual yakni kaos, Pin, Gantungan kunci, mug, dan berbagai produk kerajinan tangan lainnya. TEMPO/Hariandi Hafid
Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

Muhammadiyah tengah menjajaki pendirian holding yang akan memayungi semua unit bisnis usaha yang sudah berjalan.


Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

2 September 2017

Aktor Baim Wong saat menghadiri premier film
Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

Baim Wong (35) tak mau hanyut dalam tren seleb yang berbisnis oleh-oleh
kekinian di sejumlah kota. Baim belajar bikin siomay


Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

3 Agustus 2017

Dhini Aminarti dan suaminya, Dimas Seto. Instagram.com
Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

Bisnis kuliner oleh-oleh kekinian milik artis kian menjamur. Dimas Seto mengaku tidak takut dengan persaingan bisnis.


Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

21 Juli 2017

Wulan Martha Tilaar. Tempo/Hadriany Puji
Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

PAC MUAster menjadi satu society khusus bagi para profesional penata rias artis


Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

17 Juli 2017

Ilustrasi kegiatan voluntourism, bersama Nila Tanzil dan penari Caci Dance. Travelsparks.co
Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

Keinginan Nila Tanzil menyediakan akses buku bagi anak Indonesia Timur melahirnya bisnis sosial Travel Sparks tahun 2014. Apa kuncinya biar happy?