TEMPO.CO, Jakarta - Mata uang dolar Amerika Serikat melemah di hari kelima di tengah meningkatnya kecemasan atas hasil pemilihan Presiden Amerika.
Indeks dolar Amerika yang mengukur pergerakan greenback terhadap mata uang utama dunia lainnya ditutup melemah 0,25 persen atau 0,241 poin ke posisi 97,157 pada perdagangan Kamis atau Jumat pagi, 4 November 2016, waktu Indonesia barat.
"Politik jelas menyatakan dia sebagai pendorong terbesar di pasar global," kata Alan Ruskin, kepala riset valas Deutsche Bank AG, seperti dikutip Bloomberg. “Pelaku pasar menjual dolar atau mengambil eksposur panjang dolar kembali.”
Dengan masih adanya kekhawatiran mengenai kejutan Brexit pada Juni lalu, banyak pelaku pasar yang melakukan lindung nilai dalam antisipasi kemenangan tak terduga oleh Donald Trump. Peluang kemenangan Hillary Clinton telah jatuh ke angka 66 persen, menurut jajak pendapat aggregator FiveThirtyEight, dari 82 persen pekan lalu.
Berkurangnya keunggulan Clinton ini telah memperpanjang penurunan greenback tahun ini menjadi 2,9 persen menyusul kekhawatiran investor bahwa Trump, yang dianggap lebih tak terduga dari saingannya, kemungkinan besar akan mengubah perjanjian perdagangan Amerika jika terpilih.