Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyebab Kredit Bank Lesu  

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman (kanan) saat menerima kedatangan Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 5 November 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman (kanan) saat menerima kedatangan Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 5 November 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia menilai laju kredit perbankan yang masih lambat hingga September 2016 karena tertahannya penurunan suku bunga kredit perbankan, dan masih lesunya permintaan kredit dari nasabah.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis, 3 November 2016 menjelaskan penurunan suku bunga kredit bank belum sesuai ekspetasi bank sentral karena meningkatnya rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang akhirnya memaksa bank untuk menambah beban biaya pencadangan.

Bunga kredit bank hingga Oktober 2016 baru turun 60 basis poin, padahal pelonggaran suku bunga acuan BI sudah mencapai 150 basis poin sejak awal tahun.

Sementara suku bunga deposito mendekati efektivitas transmisi dengan penurunan 108 basis poin.

"Jadi biaya dana (cost of fund) sudah turun cuma suku bunga kredit belum turun karena bank naikkan pencadangan," ujarnya.

Beberapa bank hingga triwulan III 2016 memang harus menerima penurunan kualitas kredit karena mulai meningkatnya rasio NPL. Akibat masih adanya potensi kenaikan NPL di sisa tahun, beberapa perbankan juga meningkatkan biaya pencadangan (coverage ratio) untuk memitgasi dampak negatif dari kredit bermasalah tersebut.

Untuk faktor kedua, Perry menilai, permintaan kredit dari debitur swasta belum menggeliat hingga triwulan III 2016 ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Perry, saat ini utilisasi investasi dari sektor swasta masih 76 persen, padahal pada umumnya utilisasi investasi swasta adalah di atas 85 persen.

"Itu kondisi yang akan terjadi, belum sekarang, tapi kami lihat ada indikasi bahwa sejumlah korporasi swasta mulai menambah investasinya, terlihat dari impor non migas tumbuh positif karena impor bahan baku dan barang modal," kata Perry.

Pada September 2016, menurut analisa uang beredar dalam arti luas (M2) BI, kredit perbankan hanya tumbuh 6,4 persen secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan itu lebih rendah dibanding Agustus 2016 yang sebesar 6,8 persen (yoy).

Meskipun hingga September 2016, pertumbuhan kredit belum menunjukkan perbaikan, BI masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan kredit bank sebesar 7-9 persen.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rupiah Merosot ke Level Rp15.803 per Dolar AS, Analis: Ada Potensi Penguatan

2 hari lalu

Ilustrasi rupiah. Pexels/Ahsanjaya
Rupiah Merosot ke Level Rp15.803 per Dolar AS, Analis: Ada Potensi Penguatan

Nilai tukar rupiah diprediksi karena The Fed belum akan menurunkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat.


BI Lihat Ada Peluang Suku Bunga Turun di Semester II 2024

7 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
BI Lihat Ada Peluang Suku Bunga Turun di Semester II 2024

BI memperkirakan, suku bunga Fed Funds Rate (FFR) mungkin akan mulai turun pada semester II 2024.


Hari Ini Harga Emas Antam Meroket jadi Rp 1,219 Juta per Gram, Apa Sebabnya?

7 hari lalu

Emas batangan murni 99,99 persen ditempatkan di ruang kerja di pabrik logam mulia Krastsvetmet di kota Krasnoyarsk, Siberia, Rusia, 31 Januari 2023. REUTERS/Alexander Manzyuk
Hari Ini Harga Emas Antam Meroket jadi Rp 1,219 Juta per Gram, Apa Sebabnya?

Harga emas keluaran PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. atau harga emas Antam pada Kamis pagi, 21 Maret 2024, terpantau naik Rp 20.000 per gram.


Dirut BTN Targetkan Laba Bersih Rp 3,8 Triliun pada 2024

8 hari lalu

Nixon Napitupulu. Instagram BTN
Dirut BTN Targetkan Laba Bersih Rp 3,8 Triliun pada 2024

BTN mengklaim memperoleh laba pada 2023 sebesar Rp 3,5 triliun dari kehati-hatian penyaluran kredit cost of credit.


BI Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di 6 Persen

8 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
BI Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di 6 Persen

BI memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan pada level 6 persen.


Sri Mulyani Masih Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen

9 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati beserta jajarannya menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Keuangan Tahun Anggaran 2024 di Komisi XI DPR, Senin, 4 September 2023. Sumber: IG @smindrawati
Sri Mulyani Masih Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen

Menkeu Sri Mulyani Indrawati masih optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 mampu menyentuh 5,2 persen.


Tembus 72 Ribu Dolar AS atau 1,1 Miliar Per Keping, Apa Itu Bitcoin?

15 hari lalu

Ilustrasi Bitcoin. Pexels/Ivan Babydov
Tembus 72 Ribu Dolar AS atau 1,1 Miliar Per Keping, Apa Itu Bitcoin?

Kenaikan harga Bitcoin menjadi buah bibir di dunia kripto dan investasi karena per keping menyentuh Rp 1,1 miliar. Apakah itu Bitcoin?


Cenderung Menguat, Analis Sebut Investasi Emas Tahun Ini Menjanjikan

15 hari lalu

Ilustrasi emas. Shutterstock
Cenderung Menguat, Analis Sebut Investasi Emas Tahun Ini Menjanjikan

Analis pasar sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan prospek investasi emas tahun ini akan menjanjikan.


Generasi Z dan Milenial Terbanyak Terjerat Kredit Macet Pinjol, Apa Sebabnya?

16 hari lalu

Ilustrasi Pinjaman Online. Freepix: Lifeforstock
Generasi Z dan Milenial Terbanyak Terjerat Kredit Macet Pinjol, Apa Sebabnya?

Ekonom Yusuf Wibisono angkat bicara soal akar masalah fundamental dari maraknya kredit macet Pinjol pada generasi muda.


Mandiri Investment Forum 2024 Ajak Investor Tangkap Peluang Investasi di Era Transisi Pemerintahan

22 hari lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyampaikan keynote speech pada acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 di Jakarta, Selasa 5 Maret 2024. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Mandiri Investment Forum 2024 Ajak Investor Tangkap Peluang Investasi di Era Transisi Pemerintahan

Bank Mandiri, melalui gelaran Mandiri Investment Forum 2024, mendorong investor untuk menangkap peluang investasi di tengah era transisi pemerintahan.