TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan pemerintah membuka pintu seluas-luasnya bagi investor asing dalam industri pengolahan perikanan. "Karena kita butuh teknologi, pasar, dan kapital," katanya dalam Forum BUMN di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis, 3 November 2016.
Menurut Susi, salah satu investor asing yang akan bekerja sama dengan pemerintah untuk membangun tempat pengolahan perikanan adalah perusahaan asal Rusia, yakni Blackspace. Rusia akan membangun 10 tempat pengolahan perikanan. Nilai investasinya mencapai sekitar US$ 200 juta atau Rp 2,6 triliun. "Jangka waktu investasinya satu tahun ke depan."
Pemerintah, menurut Susi, juga akan membangun tempat-tempat pengolahan perikanan di 15 pulau yang tersebar di seluruh Indonesia. Dua belas di antara 15 pulau tersebut adalah pulau-pulau terluar. "Kalau tidak salah, pemerintah akan investasi hampir Rp 1,5 triliun. Itu ada di 12-15 tempat," ucapnya.
Baca: Terima Pungli, Direktur Pelindo III Dipecat Menteri Rini
Susi menjelaskan, dalam membangun tempat pengolahan ikan dan fasilitas pembekuan tersebut, Kementerian Kelautan akan bersinergi dengan badan usaha milik negara. "Untuk melakukan konektivitas dan juga kontainernya. Pelindo membeli dari Papua atau Natuna, lalu didistribusikan ke Jawa. Kalau kami bangun cold storage, PLN juga harus siap," katanya.
Dalam siaran pers awal pekan ini, Susi menyatakan telah mengundang Rusia untuk ikut andil dalam pengembangan sentra kelautan dan perikanan terpadu (SKPT) di pulau-pulau terluar dan wilayah perbatasan. Terutama dalam pembangunan infrastruktur dan sarana-prasarana pengolahan produk perikanan.
Simak: Rusia Tingkatkan Kerja Sama Militer dengan Indonesia
Susi mengatakan telah menawari perusahaan tambang dan energi asal Rusia, Blackspace, untuk ikut serta dalam pembangunan industri pengolahan ikan dan infrastruktur pelabuhan. Tahap awal, Blackspace direncanakan membangun unit pengolahan ikan di empat lokasi, yakni Lampulo, Aceh; Untia, Makassar; Sendang Biru, Malang; dan Prigi, Trenggalek.
ANGELINA ANJAR SAWITRI