TEMPO.CO, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Tuban, Bojonegoro, Gresik, dan Lamongan ingin menjadi operator minyak dan gas di Blok Tuban atau Blok Sukowati. Niat tersebut diwujudkan dalam penandatanganan nota kesepahaman Pemerintah Jawa Timur dengan empat kabupaten itu.
"Kami sangat serius mengelola Blok Tuban," ujarnya saat ditemui di Grahadi, Rabu, 2 Oktober 2016.
Pemerintah daerah, kata dia, berupaya dapat mengelola Blok Tuban ini sebagai operator saat Kontrak Kerja Sama (KKS) Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB-PPEJ) selesai pada 28 Februari 2018. "Kami akan menyampaikan ke Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral dan SKK Migas," ujar Soekarwo.
Dia menjelaskan, nota kesepahaman ini akan ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama antara lima BUMD. Kajian keekonomian Blok Tuban akan dilakukan oleh konsultan independen. Selanjutnya, hasil kajian keekonomian akan menjadi dasar pembagian hak dan kewajiban masing-masing daerah dalam pengelolaan Blok Tuban.
Soekarwo ingin seperti Riau yang diizinkan mengelola blog migasnya sendiri melalui PT SIAK Riau. Saat itu, Riau ditunjuk menjadi operator saja.
Baca Juga:
"Kami ingin Jawa Timur menjadi operator dan mengolah hingga memenuhi Domestik Market Obligation bagi kebutuhan Jawa Timur," tutur Soekarwo.
Karena itu, saat menjadi operator dan mengolah, Jawa Timur akan meminta antara 40-50 persen saham. Soekarwo menyebut angka 55 persen saham sebagai angka ideal. "Karena jika di bawah 50 saham belum bisa menjadi operator,” ucapnya.
Sementara itu, Bupati Bojonegoro Suyoto mengatakan seusai penandatanganan nota kesapahaman akan segera diadakan pembahasan studi ihwal pembagian tanggung jawab dan pembagian modal. "Ini terobosan bagus, apalagi cadangan di Sukowati cukup besar," katanya.
EDWIN FAJERIAL