TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai Turkish Airlines berencana membuka layanan penerbangan menuju Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali pada akhir 2017 seiring dengan tingginya permintaan dari luar negeri.
General Manager Turkish Airlines Indonesia Mehmet F. Gurulkan mengatakan pertumbuhan permintaan jasa angkutan udara di Indonesia saat ini, khususnya dari perjalanan internasional, cukup baik dan cenderung meningkat.
“Bali merupakan salah satu daerah wisata utama di Indonesia. Tentunya kami ingin mencoba kesempatan di sana. Kami yakin Bali bisa memberikan benefit yang luar biasa bagi kami,” katanya di Jakarta, Selasa, 1 November 2016.
Mehmet mengklaim dia telah bertemu dengan Kementerian Perhubungan, selaku otoritas penerbangan sipil Indonesia, guna membicarakan rencana tersebut. Menurut dia, respons dari otoritas sangat baik, bahkan mereka mendukung rencana Turkish Airlines itu.
Saat ini, dia mengaku, Turkish Airlines masih menyelesaikan proses persyaratan administrasi untuk pembukaan rute baru tersebut. Rencananya, rute kedua Turkish Airlines di Indonesia itu akan mulai berjalan akhir tahun depan.
“Waktu yang dibutuhkan memang agak lama. Tapi kami maklum, karena memang lingkup pekerjaan otoritas penerbangan juga sangat luas, dan saya kira ini masih normal. Namun, yang terpenting, pemerintah Indonesia sangat mendukung,” tuturnya.
Sayangnya, Mehmet belum dapat menjelaskan lebih lanjut terkait rencana pembukaan rute baru ke Bali tersebut, baik jumlah frekuensi, jenis pesawat, maupun rute. Meski begitu, Turkish berkomitmen mengembangkan konektivitas di Indonesia.
Sebelumnya, arus lalu lintas penumpang internasional di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali sepanjang Januari-September 2016 mencapai 7,45 juta penumpang, tumbuh 15,5 persen dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 6,45 juta penumpang.
Pada saat bersamaan, arus lalu lintas penumpang domestik di Ngurah Rai mencapai 7,43 juta penumpang, naik 15,2 persen dari sebelumnya 6,45 juta penumpang. Secara total, pertumbuhan penumpang di Ngurah Rai tumbuh 17 persen.
Sejalan dengan itu, kinerja Turkish Airlines pada rute penerbangan langsung Istanbul-Jakarta juga terus mencatatkan kinerja yang cukup baik. Bahkan kinerja pada sembilan bulan pertama ini berada di atas ekspektasi maskapai.
Mehmet mengungkapkan, rata-rata tingkat keterisian pesawat (load factor) saat ini mencapai 85-90 persen. Adapun Turkish Airlines menggunakan pesawat B777 untuk rute penerbangan Istanbul-Jakarta dan memiliki jadwal penerbangan setiap hari (daily flight).
“Dengan capaian itu, kami optimistis pertumbuhan jumlah penumpang yang diangkut pada tahun depan mencapai 15 persen. Apalagi konektivitas kami juga terus bertambah, terutama di Eropa dan Afrika,” ujarnya.
Sekadar informasi, konektivitas penerbangan Turkish Airlines hingga saat ini lebih banyak disumbang dari destinasi internasional, yakni sebanyak 244 destinasi atau 83 persem dari total 295 bandara yang didarati.
Dari 244 destinasi internasional tersebut, sebanyak 46 persen disumbang dari Eropa. Kemudian, Afrika sebesar 20 persen, Timur Tengah 14 persen, Timur Jauh (Asia Timur, Asia Timur Laut, Asia Utara, and Asia Tenggara) 14 persen, dan Amerika sebanyak 6 persen.
Per Agustus 2016, Turkish memiliki jumlah armada sebanyak 335 pesawat dengan jumlah penumpang yang diangkut mencapai 33,74 juta penumpang. Rencananya, jumlah armada diproyeksikan mencapai 339 pesawat pada akhir tahun ini.