TEMPO.CO, Songdo - Perusahaan baja asal Korea Selatan, Pohang Iron and Steel Company (Posco), bertekad menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat industri bajanya. Presiden Posco Kim Jin-Il mengatakan perusahaannya bersama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk akan mewujudkan produksi 10 juta ton baja di Cilegon, Banten.
"Hanya dengan dukungan dan motivasi dari pemerintah serta seluruh jajaran manajemen, maka industri baja suatu negara akan berkembang," kata Kim saat acara Indonesia Session pada Global Early Vendor Involvement 2016 di Songdo, Korea Selatan, Selasa, 1 November 2016.
Menurut Kim, industri baja merupakan makanan pokok bagi industri lainnya. Selain berhasil memasok baja yang berdaya saing, sektor ini juga mendukung terbit dan berkembangnya industri lain.
Pada Mei tahun depan, Posco akan menggelar seminar pertumbuhan dan perkembangan industri baja Indonesia. Dalam forum ini, Posco akan membagi visi peta produksi baja 10 juta ton di Cilegon yang telah disepakati sejak Mei lalu. "Diharapkan seminar ini dapat bermanfaat bagi kita semua baik Posco, Krakatau Steel, untuk mengingat kembali peran masing-masing dalam berkolaborasi membangun industri baja Indonesia," kata Kim.
Kepala Institut Penelitian Posco Kwang Sook Huh membocorkan peta kluster baja 10 juta ton yang ditargetkan bisa beroperasi 2025 mendatang. Menurut dia, kualitas produksi baja di pabrik Cilegon bernilai tinggi dan sebagai improvisasi untuk efisiensi produksi.
Sebagai representasi model 10 juta ton, Kwang mencontohkan proyek Zhangjiang yang menargetkan untuk ekspor di Asia Tenggara karena menaikkan target produksi baja bertanur tinggi (blast furnace). "Sehingga mampu menghasilkan produk kualitas tinggi," tuturnya.
Pada proyek pertama dengan Krakatau Steel yang mulai beroperasi sejak 2014, Posco membangun pabrik baja kapasitas 3 juta ton. Nilai investasi itu mencapai US$ 3,58 juta dengan pembagian 70 persen Posco, sisanya Krakatau. Produknya berupa plate 1,5 juta ton dan slab 1,5 juta ton.
Untuk penambahan kapasitas produksi ini, saat penandatanganan nota kesepakatan PT Krakatau Posco memproduksi Blast Furnace 3 juta ton, Basic Oxygen Furnace 3 juta ton, Plate Mill 1,5 juta ton, dan Hot Strip Mill 1,5. Setelah kluster 10 juta ton baja jadi, PT Krakatau Posco akan memproduksi Blast Furnace 6 juta ton, Basic Oxigen Furnace 6 juta ton, slab 1 juta ton, plate mill 1,5 juta ton, hot strip mill 4 juta ton, dan cold rolling mil 1,2 juta ton dan 1,5 juta ton.
Salah satu sektor yang akan disasar PT Krakatau Posco adalah menghasilkan baja untuk produk otomotif. Peneliti Senior Institut Penelitian Posco perwakilan Indonesia Bu-Sik Choi mengatakan 96 persen pasar otomotif dipenuhi hasil impor, 46 persen di antaranya dari Jepang. Karena itu, menurut dia, baja untuk pasar otomotif merupakan target yang optimal.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong mengakui pemerintah punya banyak kebijakan yang tidak relevan. "Banyak yang tidak masuk akal termasuk di pemerintah daerah, sistem yang buruk," ujarnya.
Namun begitu, Thomas memastikan pemerintah Indonesia mendukung Posco memperbesar investasinya. "Silakan melanjutkan. Kita tidak ingin membuang-buang waktu lagi, demi semua rakyat dan negara.”
LINDA TRIANITA (SONGDO)