TEMPO.CO, Jakarta - Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama pada Senin atau Selasa pagi waktu Indonesia barat, 1 November 2016, akibat menurunnya ekspektasi kenaikan suku bunga pada akhir tahun setelah FBI mengumumkan rencana penyelidikan baru surel terkait dengan Hillary Clinton.
Rencana Federal Bureau of Investigation menyelidiki surel atau e-mail yang berkaitan dengan Hillary Clinton kian memanaskan perkembangan politik AS, yang terjadi kurang dari dua minggu sebelum pemilihan presiden, sehingga terus membebani greenback dalam perdagangan Senin.
Keunggulan Clinton atas rekannya dari Republik, Donald Trump, telah menyempit secara signifikan sejak berita rencana FBI itu muncul pada Jumat lalu, 28 Oktober, menurut data dari RealClearPolitics.
Greenback telah bertahan di posisi tertinggi delapan bulan karena spekulasi pasar untuk kenaikan suku bunga AS pada Desember jika Clinton terpilih.
Di sisi ekonomi, pendapatan pribadi AS meningkat 46,7 miliar dolar AS atau 0,3 persen pada September, yang gagal memenuhi konsensus pasar untuk kenaikan 0,4 persen, menurut Departemen Perdagangan pada Senin lalu.
Dalam akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0977 dolar AS dari 1,0969 dolar AS, dan pound sterling Inggris naik menjadi 1,2228 dolar AS dari 1,2179 dolar AS. Dolar Australia menguat menjadi 0,7611 dolar AS dari 0,7584 dolar AS.
Dolar dibeli 104,88 yen Jepang, lebih tinggi dibanding 104,87 yen dalam sesi sebelumnya. Dolar naik tipis menjadi 0,9896 franc Swiss dari 0,9881 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3406 dari 1,3414 dolar Kanada, demikian dilaporkan Xinhua.
ANTARA