TEMPO.CO, Jakarta - Laba bersih maskapai nasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sepanjang Januari-September 2016 anjlok menjadi US$ 43,6 juta, dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 51,4 juta.
Direktur Utama Garuda Indonesia M. Arif Wibowo mengatakan hal itu disebabkan penggelontoran investasi yang cukup besar di kuartal I dan II tahun ini. "Secara keseluruhan sembilan bulan kinerja belum positif, tapi kinerja kuartal tiga yang positif ini jadi hal penting," katanya di kantor Garuda Indonesia, Kebon Sirih, Jakarta, Senin, 31 Oktober 2016.
Faktor-faktor lain yang menyebabkan anjloknya laba itu adalah tekanan biaya untuk restrukturisasi rute dan penyebaran pesawat-pesawat besar. "Kita lagi banyak memanajemen, dan kita pun mulai di low season, sehingga kuartal III dan seterusnya bisa lebih baik," kata Arif.
Sedangkan, selama Juli hingga September 2016 atau pencapaian kuartal III, Garuda Indonesia membukukan laba bersih US$ 19,6 juta atau setara dengan Rp 254,8 miliar (setara kurs Rp 13 ribu).
Selanjutnya, Arif mengatakan kerugian di kuartal awal tahun ini sudah diprediksi dan diproyeksi dapat membaik di kuartal berikutnya. "Khususnya dengan upaya peningkatan kinerja di peak season."
Garuda Indonesia sepanjang Januari hingga September tahun ini total telah membukukan pendapatan US$ 2,865 miliar atau naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 2,845 miliar.
Garuda Indonesia Group termasuk Citilink, juga meningkatkan jumlah angkutan penumpang sampai dengan kuartal III tahun ini, yaitu 26.043.138 penumpang atau meningkat 6,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 24.551.594.
Garuda Indonesia telah mengangkut 17,81 juta penumpang, terdiri atas 14,55 juta penumpang domestik dan 3,26 juta penumpang internasional. Kemudian, Citilink Indonesia mengangkut 8,23 juta penumpang atau meningkat 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 6,86 juta penumpang.
Untuk jumlah cargo yang diangkut sampai kuartal III tahun ini mencapai 295.217 ton kargo atau meningkat 14,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebelumnya sebanyak 257.304 ton kargo.
Frekuensi penerbangan Garuda Indonesia dan Citilink baik domestik maupun internasional pada periode Januari hingga September tahun ini meningkat hingga 204.182 penerbangan dari sebelumnya 186.052 penerbangan. Kapasitas produksi (ASK) juga meningkat 13,3 persen menjadi 43,91 miliar dari 38,75 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
GHOIDA RAHMAH