TEMPO.CO, Jakarta - Bank Dunia menilai perbaikan pengelolaan fiskal mendukung pertumbuhan ekonomi tahun ini yang diproyeksikan mencapai 5,1%. Proyeksi laju produk domestik bruto tersebut sama dengan proyeksi Bank Dunia pada Maret 2016.
Rodrigo Chaves, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, mengatakan program amnesti pajak berpotensi untuk meningkatkan belanja pemerintah, terlebih ketika sebelumnya Indonesia telah mengumumkan adanya penyesuaian anggaran di tahun ini.
Menurut dia, penerimaan dari amnesti pajak periode pertama berdasarkan surat pernyataan harta sebesar Rp93,4 triliun atau 56,6% dari target telah membantu menurunkan risiko fiskal.
"Pendapatan dari tax amnesty yang juga menurunkan risiko fiskal, lebih dari setengah target amnesti pajak sudah masuk. Ada pendapatan tambahan yang dapat dilakukan untuk pembelanjaan di masa berikutnya," katanya, di Jakarta, Selasa, 25 Oktober 2016.
Kendati ada pemotongan pengeluaran pemerintah sebesar Rp134 triliun, Bank Dunia masih melihat belanja modal pemerintah dari Januari 2016 hingga Agustus 2016 19,3% lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu.
Tahun depan, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3% dengan defisit fiskal sebesar 2,8% terhadap produk domestik bruto (PDB) atau lebih tinggi dari tahun ini sebesar 2,7% dari PDB.
"Kami sangat optimistis pemerintah bisa menjaga reformasi fiskal untuk meningkatkan iklim investasi dan kualitas belanja, serta menjauhi hal-hal yang tidak efektif dengan melakukan transfer yang efektif. Kami harapkan Indonesia kuat pada akhir tahun dan tahun depan," ucapnya.
Namun, Bank Dunia juga mengingatkan reformasi kebijakan itu masih harus menghadapi tantangan dari global yang mana masih terjadi perlambatan pertumbuhan dan perdagangan global yang berkepanjangan.
BISNIS