TEMPO.CO, Jakarta - Persoalan lingkungan hidup dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) menjadi bahasan dalam pertemuan kelompok kerja audit lingkungan lembaga audit keuangan sedunia (INTOSAI WGEA). Badan Pemeriksa Keuangan sebagai ketua INTOSAI WGEA periode 2017-2019 menjadi tuan rumah acara yang berlangsung selama dua hari sejak 25 Oktober 2016 di Fairmont Hotel, Jakarta.
"Kami percaya bahwa supreme audit institutions memiliki peran strategis dalam menjaga kualitas lingkungan dan pembangunan berkelanjutan," kata Ketua BPK Harry Azhar Azis di Fairmont Hotel, Jakarta, Selasa, 25 Oktober 2016.
Harry Azhar mengatakan penataan lingkungan dan SDGs merupakan wewenang pemerintah. Namun institusi-institusi audit utama, semacam BPK di Indonesia, memiliki peran dalam memastikan kebijakan yang dibuat pemerintah dan sistem pengawasannya diimplementasikan seperti seharusnya.
Menurut Harry, satu dari fokus bahasan dalam pertemuan itu terkait kebakaran hutan. "Indonesia akan menjadi model dalam konteks audit forest," kata dia. Pertemuan juga akan menyetujui realisasi Rencana Kerja WGEA 2014-2016 dan mengesahkan Rencana Kerja 2017-2019. Pertemuan tersebut menjadi ajang pengukuhan BPK sebagai Ketua WGEA periode 2017-2019.
INTOSAI WGEA dihadiri 115 peserta dari 48 supreme audit institution, Australian National University dan empat lembaga internasional yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-bangsa. Keempat lembaga internasional itu terdiri dari lembaga yang menangani program lingkungan (UNEP), perubahan iklim (UNFCCC), bidang ekonomi dan hubungan kemasyarakatan (UNDESA), serta diversitas biologi (CDB).
VINDRY FLORENTIN