TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyetujui amendemen kontrak kerja sama pengelolaan Blok Mahakam, Kalimantan Timur, antara Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan PT Total E&P Indonesie.
Perubahan kontrak ini menjadi lampu hijau bagi PT Pertamina (Persero) untuk berinvestasi di Blok Mahakam lebih dini. "Perjanjian ini akan efektif dan akan segera berjalan sesuai arahan Presiden bahwa alih kelola Blok Mahakam harus diselesaikan secepat mungkin," kata Menteri Energi Ignasius Jonan dalam konferensi pers di kantornya, Selasa, 25 Oktober 2016.
Berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB/WP&B) Tahun 2017, Pertamina bakal mengucurkan dana US$ 187 juta untuk pengeboran 19 sumur di Blok Mahakam. Namun pengeboran tetap dilaksanakan oleh Total selaku operator. Dokumen RKAB saat ini masih dalam tahap finalisasi di SKK Migas. Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi menyetujui duit tersebut bakal diganti melalui skema cost recovery.
Presiden Direktur Total E&P Indonesie Hardy Pramono mengatakan perusahaannya bakal berinvestasi sekitar US$ 1 miliar tahun depan. Rencananya, Total hanya mengucurkan dana untuk biaya pengeboran enam sumur. Anggaran sisanya dipakai untuk biaya perawatan lapangan.
Hardy mengatakan produksi gas tahun depan diperkirakan sekitar 1,4-1,5 trillion cubic feet (tcf). Rencana tersebut menurun dari target produksi tahun ini sebesar 1,7 tcf. "Laju penurunan produksi masih cukup tinggi," ujar Hardy.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan investasi lebih awal dibutuhkan guna menahan laju penurunan produksi. Pertamina sendiri bakal mengelola Blok Mahakam mulai awal 2018. "Kami usahakan tahun 2018 decline rate tidak terlalu tajam," tutur Dwi.
ROBBY IRFANY
Baca Juga
Luhut: Pertamina Pekan Depan Masuk Blok Mahakam
2017 Pertamina Siapkan Investasi Di Blok Mahakam
Pertamina Dinilai Siap Kelola Blok Mahakam Mandiri
Pertamina Susun Rencana Kerja Mahakam Medio 2016